Friday, February 3, 2023

BAYANG-BAYANG ILUSI

 

 

BAYANG-BAYANG ILUSI

Oleh : Miwa 3 Tsanawiyah A

 

Semua dimulai dari seorang pemuda tampan penuh kejujuran, bernama Kozen -atau demikianlah teman-teman memanggilnya- yang sedang berkutat dengan lembaran-lembaran berisi penuh coretan tinta, mengais ilmu diiringi bisikan lembut angin sehingga membuat suasana sangat syahdu.  Di bawah pohon rindang ia bersandar ditemani seekor kucing oyyen kesayangannya yang bernama Shinji. Bunga-bunga yang bermekaran demi menerima kerlingan hangat sang pujaan hati matahari perkasa menari-nari terkena goyangan ekor Shinji. Di tengah kesibukan Kozen, sesekali ia menggelitik perut berbulu anak berkaki empatnya itu. Shinji yang “mendengkur” keras mengasah kuku di batang-batang pohon sambil bergulingan, melompat, berputar kemudian menggesek-gesekkan pipinya ke kaki Kozen.

            Tanpa terduga sama sekali, tiba-tiba saja seekor kucing putih odd eyes melenggok di depan mereka, menjatuhkan kalung yang dipakainya. Kozen si paling jujur yang melihat kejadian itu segera memungut benda tersebut lalu berniat memasangkannya kembali ke si pemilik sebenarnya.

Sebenarnya ia bisa saja berpura-pura tidak melihatnya atau membiarkan kalung itu disana. Tapi tidak! Di samping Kozen pribadi yang jujur, kalung itu bukanlah kalung biasa tetapi berwarna emas dengan kilauan perak dan berbandul batu ruby merah menyala.

“Orang sinting mana yang memakaikan kalung seindah ini ke kucing peliharaanya?”, batin Kozen.

            Saat si kucing mau dipegang, dia langsung menghambur pergi seperti ketakutan seakan melihat hantu bertaring panjang mau menerkam. Tanpa perintah, Kozen langsung mengejar.

“Hei tunggu!”, teriak Shinji.

“Kau lambat! Kejar aku jika kau bisa”, jawab Kozen dengan napas tersengal.

“Gendong aku”

“Tidak, kau berat!”

“Astaganaga….”, jerit Shinji mencak-mencak.

Thursday, March 11, 2021

Khutbah Jum'at "Keutamaan Bulan Sya'ban"

 

 

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

 اَلْحَمْدُ للهِ الّذِى مَنَّ عَلَى عِبَادِهِ بِموَاسِمِ الْخَيْرَاتِ  لِيَغْفِرَ بِذَلِكَ  الذُّنُوْبَ وَيُكَفِّرَعَنْهُمُ السَّيِّئَاتِ.  وَأَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إِلاّ اللهُ وَحْدَهُ لاشَرِيْكَ لَهُ إِلَهُ الأرْضِ وَالسَّمَوَات ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحُمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ  أَشْرَفُ الْمَخْلُوْقَاتِ  اللهُم صَلِّ عَلَي سيدنا محمدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَاْبِهِ وَالتّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ مَدَى اْلأزْمَاْنِ وَاْلأَوْقَاتِ، وَسَلّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.

( أمّا بَعْدُ ) فَيَا عِبَادَ اللهِ، اِتَّقُوا  اللهَ تَعَالَى وَأَطِيْعُوْهُ ، وَقَدْ قَالَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: أَعُـوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْـمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم: يَآ أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

 ثُمَّ اعْلَمُوْا رَحِمَنِى اللهُ وَإِيّاكُمْ أَنَّنَا الآنَ فِى مُؤَخَّرَةِ شَهْرٍ عَظِيْمٍ  وَمُقَدِّمَةِ  شَهْرٍعَظِيْمٍ عِنْدَ  اسْتِقْبَالِ شَهْرٍ أعْظَم.

 

Ma’asyiral Muslimiin, rahimakumullah...

Pada kesempatan mulia ini marilah kita bersama-sama lebih memantapkan hati kita untuk senantiasa bertakwa kepada Allah subhanahu wata'ala dengan menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Marilah kita bisa menjadi pribadi-pribadi yang kuat dan teguh dalam pendirian serta mampu mengendalikan diri dalam berbagai masalah kehidupan yang kita hadapi.

Dengan ketakwaan, seseorang akan senantiasa merasakan kehadiran Allah pada setiap masa dan di manapun ia berada. Bukan saja ketika berada di masjid atau mushalla, tapi juga disawah, di pasar, atau di tempat ia bekerja. Saat gembira atau duka, benci atau cinta, ketika berbicara atau berbisik tanpa suara, ketika bergerak atau diam, ketika berdiri, duduk, atau berbaring, dalam keramaian atau sendirian, saat damai dan tenteram, pula saat-saat kritis dan bahaya yang mencekam. 

Dan apabila takwa telah bersemanyam di dada, maka akan lahir pribadi yang utuh, menyatu jiwa dengan raganya, menyatu bisikan hati dengan ucapannya, menyatu kata dan perbuatannya, juga menyatu langkah dan tujuannya. Ia akan menemukannya teguh dalam keyakinan, teguh tapi bijaksana, senantiasa bersih dan menarik walau miskin, selalu hemat dan sederhana walau kaya, murah hati dan murah tangan, tidak menghina dan tidak mengejek, tidak menghabiskan waktu dalam permainan, tidak menuntut yang bukan haknya, dan tidak menahan hak orang lain.

Ucapannya melipur lara dan membawa manfaat, diamnya pertanda tafakkur, dan pandangannya alamat i’tibar. Bila beruntung ia bersyukur, bila diuji ia bersabar, bila bersalah ia istighfar, kalau ditegur ia menyesal, dan kalau dimaki ia menjawab seraya berucap : “Bila makian Anda benar, maka semoga Allah mengampuniku dan bila keliru, maka kumohon Tuhan mengampunimu”.

Demikian menyatu seluruh tuntunan kebaikan dalam dirinya, lahir dan batin. Sehingga, pada akhirnya “tatkala diam ia dengan Allah, tatkala berbicara ia demi Allah, tatkala bergerak ia atas perintah Allah, tatkala terlena ia bersama Allah. Sungguh, ia selalu dengan, demi, dan bersama Allah.”

Jika seseorang telah benar bertakwa, maka kemanapun langkah diayunkan dan ke manapun angin membawa biduk, betapapun besar ombak dan gelombang, kendati pantai hanya sayup-sayup terlihat, namun semua itu bukan masalah besar sebab takwa telah bersemai di dalam hati sanubarinya.

Baginya, Allah adalah pangkalan tempat ia bertolak serta pelabuhan tempat ia bersauh.

Itulah makna pesan dari firman Allah:

 اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

(Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; Janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam (QS. Âli ‘Imrân [3]: 102).

Saudaraku Kaum Muslimin  yang berbahagia

Wednesday, July 29, 2020

Khutbah Idul Adha 1441/2020 Bahasa Jawa: Wurung Haji, Qurban Lan Pandemi Covid-19


اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهْ

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ  * اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ *اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ   * اللهُ أَكْبَرُكَبِيْرًا *  وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا *  وَسُبْحَانَ اللهُ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً  *  لآ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ اِلدّيْنُ وَلَوْ كَرِهَ اْلكَافِرُوْنَ *  لآ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحَزَابَ وَحْدَهُ * لآ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ * اللهُ أَكْبَرُ وِللهِ الْحَمْدُ * الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ جَعَلَ اْلأَعْيَادَ مُوْسِمَ اْلخَيْرَاتِ *  أَشْهَدُ أَنْ لآ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ رَبُّ الأَرَضِيْنَ وَالسَّمَاوَاتِ * وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إِلىَ دِيْنِهِ بِأَوْضَحِ اْلبَيِّنَاتِ  *  اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِ الْكَائِنَاتِ * سَيّدِناَ محُمَّدِ النَّبِيِّ اْلأُمِّيَّ  وَعَلَى آلِهِ   وَأَصْحَابِه ِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ  إِلىَ آخِرِ الدُّهُوْرِ  وَالسَّنَوَاتِ * أَماَّ بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللهِ *أُوْصِيْكُمْ وَاِياَّيَ بِتَقْوَاللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ* وَاعْلَمُوْا أَنْ يَوْمَكُمْ هَذَا يِوْمَ الْعِيْدِ اْلأَكْبَرِ

Jamaah shalat Idul Adha, Rahimakumullah.

Mangga kita samiya tansah  netepi taqwa dateng Allah, kanti taqwa ingkang sakestu sarana nindakaken sedaya perintah lan dawuh dawuhipun, saha nilar lan nebihi sedaya cegah lan awisanipun, wonten ing swasana kados menapa kemawon, kapan mawon, lan wonten ing pundi kemawon,  nuju suka utawi berduka, kawontenan sulit utawi gampil, ing kawontenan sepen utawi rame, tansah netepana taqwa lan thaat dateng Allah supados kita tansah pikantuk rahmat lan kanugerahan, kebahagyaan gesang  saking ngarsa Dalem Allah Ta’ala. Langkung langkung wonten ing mangsa pagesangan ingkang sangsoyo angel punika, kanti taqwallah Insya Allah kita bade manggehaken margi gampil saking kawontenan angel menika,  Gusti Allah sampun  dawuh :
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا
“Sing sapa wonge taqwa marang Allah, Mangka Allah bakal ndadekake perkarane wong kuwi dadi gampang ” (QS. At Thalaq : 4).

Hadirin hadâkumullâh,

Wonten ing sak lebetipun wulan Dzul Hijjah meniko, kathah kedadosan peristiwa penting. Antawisipun prastawo nabi Ibrahim AS dipun perintah supados nyembelih putronipun Nabi Ismail AS, pembangunan Ka’bah dening Nabi Ibrahim lan Islamil alihima salam, ibadah haji, shalat ied lan ibadah Kurban.

Tahun meniko, ibadah haji lan ibadah qurban kedah dipun laksanaaken wonten ing swasono pandemi Covid-19 ingkang ngantos sak mangke dereng lerem. Ananging kito kedah yakin bilih sedoyo wau mboten lepas saking ketentuanipun Allah subhanahu wata'ala, sahinggo minongko ummat Islam ampun ngantos semangat ibadah kito dados mlempem.

Kados ingkang kito mangertosi sedoyo, amargi pandemi Covid-19, Jamaah Haji Indonesia tahun 2020 mboten saget tindak wonten ing Tanah Suci. Pemerintah damel keputusan mbatalaken pemberangkatan haji mboten sanes nggadahi tujuan anjagi keselametan jiwo jamaah supados mboten ketularan virus Corona. Semanten ugi Pemerintah Arab Saudi kiyamak ugi mboten paring izin dumateng jamaah saking luar negeri nglampahi rukun Islam ingkang nomer gangsal meniko. Namung wargo Arab Saudi lan wargo Asing ingkang netep wonten ing Arab Saudi, ingkang dipun parengaken nindaaken ibadah Haji. Ngoten mawon kanti wates wilangan soho protokol ingkang ketat sanget.  

Kagem calon jamaah haji tahun 2020, temtu awrat sanget anggenipun nampi keputusan meniko. Sak sampune ngrantos antrian kuota haji ingkang mboten sekedap lan nglunasi ongkos naik haji (ONH) ingkang mboten sekedhik, nanging sareng giliran kantun berangkat, ndadak dipun wurungaken.

Friday, June 5, 2020

Khutbah Jumat Bulan Syawal Bahasa Jawa

Nglestareken Nilai-Nilai Ramadhan


الحمد لله المحمودِ في كل أوان، المعبودِ بحقٍّ في كل الزمان، الذي يَخْضَعُ لعَظَمَتِهِ الملائكةُ والإنسُ والجانُّ، اللهم صلي علي سيدنا محمّدِنِ المختار وعلي آله وأصحابه الأخيار، ومن تبعهم بإحسان الي يوم الدين مَا شَعَّتِ الأنوارُ ، وَمَا غَرَّدَتِ الأطْيار. أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ في مُحْكَمِ كِتَابِهِ: مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ خَيْرٌ مِنْهَا وَهُمْ مِنْ فَزَعٍ يَوْمَئِذٍ آمِنُونَ، وَمَنْ جَاءَ بِالسَّيِّئَةِ فَكُبَّتْ وُجُوهُهُمْ فِي النَّارِ هَلْ تُجْزَوْنَ إِلَّا مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (النمل: ٨٩-٩٠ )
Para sederek jama'ah Jum'ah rahimakumullah,
Minangka purwakaning atur keparenga kula ngajak dateng awak kula kiyambak lan panjenengan sedaya, mangga sami kita tingkataken taqwa kita dumateng Allah, kanti ngestokaken dawuh dawuhipun , lan nebihi sedaya awisanipun. Inggih namung kanti taqwa dumateng Allah punika kita bade kaparingan rahmat lan kawilujengan  gesang  saking ngarsa Dalem Allah Ta’ala, wiwit gesang ing alam dunya punika ngantos mbenjang dumugining akherat, Amiin. 
الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ * لَهُمُ الْبُشْرَى فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ لا تَبْدِيلَ لِكَلِمَاتِ اللَّهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
Wong wong kang pada iman lan pada taqwa, tumrap wong wong mahu kabungahan ing ndalem panguripan dunya lan akhirat, ora ana owah owahan kanggo janjine Allah, Kang mengkono mau minangka kabegjan kang agung”  *QS.Yunus : 63-64).
Hadirin ingkang dipun rahmati Allah,
Sederingpun Ramadhan, kito sedoyo ngarep-arep datengipun kanti ati ingkang bronto. Sak meniko sesampunipun Ramadhan nilar kito sedoyo, monggo kito muhasabah utawi ngenget-enget maleh menopo mawon ingkang sampun kito lampahi sak lebeting wulan mulyo meniko. Menawi kita sampun nglampahi kesaenan monggo kito jagi lan kito tingkaten amalan sae meniko. Menawi kito kagolong tiyang ingkang lirwo, monggo kito enggal-enggal taubat kanti taubatan nasuha.
Sianoso wulan Ramadhan ingkang kebak ampunan lan rahmat soho ganjaran ingkang dipun tikel-tikelaken sampun kliwat, ananging wekdal kangge ngibadah lan ngamal sae mboten badhe lingsir ngantos malaikat Izroil mapak kito medal saking ngalam ndunyo meniko.    
Ngibadah siyam lan qiyam, sedekah lan sanesipun tetep dipun printahaken wonten ing sak njawinipun Ramadhan. Agami Islam maringi kesempatan dumateng kito nerasakan lan nglestantunakan ngibadah siyam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam paring dawuh dumateng kito supados sami siyam sunnah nem dinten ing wulan Syawal.
 مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)
“Sopo wonge kang poso Ramadhan, nuli ngetut mbureni kelawan poso nem dino ing wulan syawal, mongko wong mau koyo poso sajerone setahun” (HR Muslim).  
Sanesipun poso syawal, taksih wonten poso sunnah Senin-Kamis, poso tigang dinten (al-ayyam al-bidh utawi poso padang mbulan) inggih meniko tanggal 13, 14 lan 15 tiap wulan, poso sunnah tarwiyah-arafah, poso wulan rejeb lan sanes sanesipun.

Saturday, May 23, 2020

Khutbah Idul Fitri Bahasa Jawa 1441H - 2020M

Khutbah Idul Fitri Bahasa Jawa 1441H - 2020M


اَللهُ أَكْبَرُ . اَللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ. اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً. اللهُ أَكْبَرُ بِفَضْلِهِ، اَللهُ أَكْبَرُ بحِلْمِهِ وَعَفْوِهِ، اَللهُ أَكْبَرُ بِجُوْدِهِ وَكَرَمِهِ، اَللهُ أَكْبَرُ رَفَعَ السَّمَاوَاتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ، وَبَسَطَ الأَرْضَ بِغَيْرِ عَنَتٍ،
الْحَمْدُ ِللهِ الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ حــذر عـبــادَه  مـن الـمـعــاصي والـمـنـكر والأغــتـرار  * ورَغـبـهــم فى الأســتـعــداد لــدار الـقــرار *   أَشْهَدُ أَنْ لآ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ   الـذي يخــلـق مــا يــشــاء ويــخــتــار  * وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ ســيــد الـخــلائــق والـبــشــر * اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدِ نــَور اْلأُنــوار*  َ وَعَلَى آلِهِ  وَأَصْحَابِهِ الـمــهــاجــريــن والأنــصــار *  وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ دار الـقــرار *  أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا اْلحَاضِرُونَ اْلكِرَامُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ اْلمُتَّقُوْنَ*
Kaum Muslimin lan Muslimat Rahimakumuilah,
Kapurwakan kanti suruping surya, minangka tengara sampurnanipun wulan Ramadhan, sinambet kanti kumandanging takbir mangangkang ngebaki awang awang, tasbih, tahmid lan tahlil nyertani swantening takbir, minangka tandaning raos syukur saking sedaya ummat Islam sak indenging jagat raya punika. Mahargya dinten kemenangan jalaran lelampah lan jejibahan ingkang sekelangkung awrat sampun kaleksanan kanti sampurna. Lan sinaoso tahun meniko kita mahargyo Idul Fitri wonten ing kawontenan ingkang mboten biasa, inggih ing tengah-tengahipun pandemi covid-19 ingkang ngantos sak mangke taksih dipun raosaken sedoyo tiyang ing ngalam ndunyo meniko, ananging wonten dinten ingkang kebak rahmat, maghfirah, enjang punika,  mangga kita kunjukaken pengalembana lan syukur kita wonten ngayunan dalem Allah Subhanahu wa Ta’ala, awit peparingipun arupi kanugerahan kekiyatan dateng kita sedaya, kita saget nindakaken shiyam Ramadlan ngantos pari purna soho kito taksih kaparingan kesempatan lan kesehatan sahinggo kito taksih saget ngayahi sholat idul fitri sareng-sareng kaliyan sederek sederek kito sedoyo.  Panyuwun kita mugi sedaya amal ibadah kita langkung langkung shiyam kita sageta  maqbul tinampi wonten ngarsa dalem Allah Ta’ala. Lan mugi-mugi Allah maringi panjang yuswa kita sedaya sahinggo saget pinanggih malih kaliyan wulan Ramadlan ing tahun tahun ingkang bade dateng wonten swasono ingkang langkung sae. Amiin.
اللهُ أَكْبَرُ  اللهُ أَكْبَرُ  اللهُ أَكْبَرُ لآ إلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ  اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
Kaum Muslim lan Muslimat ingkang minulya
Agami Islam sampun paring piwucal dumateng ummatipun bilih saben-saben musibah ingkang dumawah, mesti mengku hikmah kesaenan wonten sakwingkingipun. Samubarang engkang dipun paringaken Allah dumateng kawulonipun, menopo niku perkawis ingkang andamel bungah utawi susah temtu wonten hikmah ingkang saget dipun pendet dening tiyang-tiyang ingkang sabar lan iman dumateng Allah SWT. Kados ingkang kadawuhaken Allah wonten ing surat Al Baqarah ayat 216,
وَعَسٰى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـئًا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ  وَعَسٰى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْـئًا وَّهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ . وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ
Lan menowo-menowo awak iro kabeh podo gething marang siji perkoro, ing mongko perkoro mau sejatine bagus kanggo iro kabeh. Lan menowo-menowo awak iro kabeh podo demen marang siji perkoro, ing mongko perkoro mau sejatine olo kanggo iro kabeh. Allah kuwi pirso lan awak iro podo ora ngerti kabeh.”   
            Pramilo, sinasoso kito rumaos gething lan mboten seneng, utawi kito anggep wabah meniko perkawis ingkang awon, ananging mesti mawon wabah meniko nggadahi pinten-pinten hikmah. Adedasar dawuh Allah kasebat, kito kedah nggadahi sikap optimis lan mboten putus asa soho mboten kelangan keyakinan bilih wonten ing wingkingipun cobaan meniko mengku kesaenan lan pelajaran ingkang positif, ingkang patut kita galih minongko ibroh utawi pangangen-angen kito sedoyo.  
Hadirin Rahimakumullah,

Wednesday, June 14, 2017

Ngaji hadits Arbain Nawawi bareng Parmin lan Atun (22)

Hadits kaping 8 "Kehormatane Wong Muslim"


عن ابن عمر رضي الله عنهما أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال " أمرت أن أقاتل الناس حتى يشهدوا أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله ويقيموا الصلاة ويؤتوا الزكاة , فإذا فعلوا ذلك عصموا مني دماءهم وأموالهم إلا بحق الإسلام وحسابهم على الله تعالى -رواه البخاري ومسلم

Kacarito saking Ibnu Umar Radliallahu Anhuma, Saktemene Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam dawuh: “Aku diperintah merangi menungso sahinggo wong mau nyekseni yen saktemene ora ono pengeran kang patut disembah seliyane Allah lan nyekseni saktemene Nabi Muhammad iku utusane Allah, njumenengake sholat lan ngetokake zakat. Sopo wonge wis nglakoni perkoro mau mongko jiwo lan bondo dunyane bakal diayomi kejobo nganggo hak Islam lan itung-tungane ono ing ngarsani Allah subhanahu wata’ala. (HR. Bukhori, Muslim)

Bis jurusan Semarang-Surabya mandeg ono ing terminal Pati, saperlu ngedunke penumpang kang pancen tujuane tekan Pati lan ngunggahke penumpang kang tumuju arah wetan. Parmin cepet-cepet munggah bis arep-arep entuk panggonan lungguh. Nanging ora koyo biasane, dino kuwi ternyata akeh bangku kosong. Parmin banjur lungguh kursi kang ono ing tengah, jejer wong lanang nom-noman kang penganggone rodo ora umum ning Jowo. Jubahan lan surbanan sarwo putih. Jenggote dowo senajan arang-arang lan bathuke ono gosonge, ireng.

Parmin: “Assalamu’alaikum”
Wong lanang: “Waalaikum salam, akhi. Tepangke kulo Roihan. Njenegan kaparingan asmo sinten?”
Parmin: “Kulo Parmin. Niki njenengan badhe tindak pundhi nopo saking pundi?”
Roihan: “Badhe teng Suroboyo. Lha Njenengan?”
Parmin: “Kulo badhe silaturrahim wonten rencang ing Tuban”

Senajan lagi pertama ketemu, nanging gayane Parmin pancen ngunu kuwi, sok akrab.

Tuesday, March 21, 2017

Ngaji hadits Arbain Nawawi bareng Parmin lan Atun” (21)

Hadits ke 7 "Agomo kuwi Nasehat"

عن أبي تميم بن أوس الـداري رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال " الدين النصيحة قلنا لمن ؟ قال : لله ولرسوله وللأئمة المسلمين و عامتهم

Ning ruang tamu, Parmin lagi ngotak-atik Blackberry anyar paringane gus Mat, koncone jaman aliyah sekaligus guru spirituale. Senajan ora anyar gres nanging kondisine hp isih apik.

Atun: "Njenengan kok  ketingale serius sanget, kang?"
Parmin: "Ho-oh. Tak poto ya, Tun?"
Atun: "Walah, mboten ah. Isin kulo"
Parmin: "Ra popo lah. Gelem Ya..? ya..?"
Atun: "Mangke nek wonten rencange njenengan ingkang sumerep, sepundi?"
Parmin: "Pancene kenopo nek ono sing ngerti bojoku super ayu?"
Atun: "Kulo pingin, nek disenengi menuso, nggih namung njenengan kiyambak thok thil. No one else!"
Parmin: "Wih! So sweet..!"
Atun: "Hehehe.. Atun getu loh.."

Parmin durung sempat  njawabi bojone, ujug-ujug ono wong uluk salam "Assalamu alaikum...."

Parmin lan Atun njawab bebarengan, "Waalaikum salam warahmatullah"

Bareng mbukak lawang Parmin rodo kaget weruh wong lanang kang umure kiro-kiro telungpuluhan. Rambute gondrong nganggo kaos oblong putih, kopyah ireng kalungan tasbih Brengos lan jenggote dowo. Ngaggo sarung, sabukan gedhe wernane ijo,  koyo sabuke wong kaji. Sandale bakiak sing digawe soko kayu.

Parmin: "Mmm...  Monggo!"

Wong lanang mau takon karo mesem, "Leres niki daleme pak Ja'far Amin?"
Parmin: "Sekedap.... ! Iki Paidi?!  Wah sampeyan kok mandan rowo tenan, manglingi! Monggo-monggo.."
Paidi: "Hahaha....  Sehat, Min? Wis manak piro?"
Parmin: "Alhamdulillah.. Meh siji. Oh yo... Tun... Gawekke kopi. Iki kancaku mondhok, Fuaidi, tapi terkenale Paidi. Iki bojoku Di, Atun, Sholihatun"
Paidi: "Wilujeng, mbak"
Atun: "Pangestune, kang"

Dikancani kopi lan blanggem- telo goreng, Parmin karo Paidi ngobrol ngalor-ngidul nostalgia nyolong onthel pisang kiyaine, mlumpat pager pondok lungo nonton film lanyar tancep lan liya-liyane.

Paidi: "Oh iyo, Min, aku arep takon. Jaman ning pondok awakmu yen perkoro kitab kan luwih pinter tinimbang aku. Senajan nek gelut aku sing menangan. Hahaha..."
Parmin: "Hehehe yo, piye?"
Paidi: "Wingi ono wong takon penjelasane hadits kang isine ngene: Kanjeng Nabi dawuh: Agomo kuwi nasehat. Poro sahabat mbanjur takon, kagem sinten kanjeng rasul?, kanggo gusti Allah, kitabe Allah, utusane Allah, pimpinane ummat muslim lan kabeh rakyate.
Parmin: "Nasehat kuwi coro arti bahasane "murni". Tegese misahake perkoro kang apik soko perkoro kang ora apik. Contone wong kang meres madu. Hiyo iku murniake madu kanti misahake madu soko lilin.  Ono meneh artine nasehat songko arah boso yoiku "njahit". Wong kang njahit pakaian ora liyo perlune kejobo supoyo dadi apik lan kepenak dienggo. Mulo nasihat kuwi berarti karep ati kang tulus merhatikake kang dinasehati supoyo apik  Dadi nasehat kagem Allah yo murnikake Allah songko samubarang opo wae. Menungso kudu manggonake awake dewe ono ngersane Gusti Allah ing panggonan kang sak mestine. Iyo iku menungso minongko kawula lan Allah siji-sijine zat kang kudu disembah. Percoyo marang Allah kelawan ati kang sumeleh. Siap nglakoni opo kang diperintahake lan ngedohi kabeh awisane. Lan maksude nasihat kagem Kitabullah kuwi percoyo isine  lan ndadeake Al-Quran dadi pedoman urip. Nasihat kagem Rasulullah tegese nyonto perilaku lan anut dawuhipun Rasulullah. Sak teruse, nasehat kanggo pemimpin kuwi maknane patuh marang pimpinan menowo isih ora metu soko tatanan. Yen pemimpin kok ora pantes di anut yo dikandani menowo kuwoso. Yen ora biso ngandani yo di dongakno. Kang terakhir nasehat kanggo rakyat. Menowo deweke pejabat kudu welas lan adil kelawan rakyate. Menowo podho-podho  rakyate yo tulung tinulung sarto saling wasiat kelawan sabar lan ora metu soko keapikan"

Paidi: "Cocok! Siji meneh... Supoyo ati ayem lan ora atos piye, Min?"
Parmin nuli nyanyi, " Tombo Ati iku limo ing wernane, Kaping pisan moco Qur'an angen-angen sak maknane, Kaping pindo sholat wengi lakonono, Kaping telu wong kang sholeh kumpulono, Kaping papat kudu weteng ingkang luwe, Kaping limo dzikir wengi ingkang suwe"

Paidi: "Nek kumpul wong soleh tapi wis sedo piye, Min?"

Soko ruang tengah Atun ngomong banter,  "Yo ora penak nek mati!. Dhak ora iso ngremes-ngremes. Ra sido ehm.. ehm.... yen ngunu...!"

Paidi: "Opo, Min?
Parmin: " Mbuh.....! Opo Tun?"
Atun: "Niki lho kang, iklan alat pijet elektric teng tivi. Nek baterene telas dhak mboten saget mijet kan..?!"

Paidi  : "Oh..... Tak kiro opo Hahahahaha..."
Parmin : "Hehehehehe....."