Thursday, March 11, 2021

Khutbah Jum'at "Keutamaan Bulan Sya'ban"

 

 

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

 اَلْحَمْدُ للهِ الّذِى مَنَّ عَلَى عِبَادِهِ بِموَاسِمِ الْخَيْرَاتِ  لِيَغْفِرَ بِذَلِكَ  الذُّنُوْبَ وَيُكَفِّرَعَنْهُمُ السَّيِّئَاتِ.  وَأَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إِلاّ اللهُ وَحْدَهُ لاشَرِيْكَ لَهُ إِلَهُ الأرْضِ وَالسَّمَوَات ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحُمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ  أَشْرَفُ الْمَخْلُوْقَاتِ  اللهُم صَلِّ عَلَي سيدنا محمدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَاْبِهِ وَالتّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ مَدَى اْلأزْمَاْنِ وَاْلأَوْقَاتِ، وَسَلّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.

( أمّا بَعْدُ ) فَيَا عِبَادَ اللهِ، اِتَّقُوا  اللهَ تَعَالَى وَأَطِيْعُوْهُ ، وَقَدْ قَالَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: أَعُـوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْـمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم: يَآ أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

 ثُمَّ اعْلَمُوْا رَحِمَنِى اللهُ وَإِيّاكُمْ أَنَّنَا الآنَ فِى مُؤَخَّرَةِ شَهْرٍ عَظِيْمٍ  وَمُقَدِّمَةِ  شَهْرٍعَظِيْمٍ عِنْدَ  اسْتِقْبَالِ شَهْرٍ أعْظَم.

 

Ma’asyiral Muslimiin, rahimakumullah...

Pada kesempatan mulia ini marilah kita bersama-sama lebih memantapkan hati kita untuk senantiasa bertakwa kepada Allah subhanahu wata'ala dengan menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Marilah kita bisa menjadi pribadi-pribadi yang kuat dan teguh dalam pendirian serta mampu mengendalikan diri dalam berbagai masalah kehidupan yang kita hadapi.

Dengan ketakwaan, seseorang akan senantiasa merasakan kehadiran Allah pada setiap masa dan di manapun ia berada. Bukan saja ketika berada di masjid atau mushalla, tapi juga disawah, di pasar, atau di tempat ia bekerja. Saat gembira atau duka, benci atau cinta, ketika berbicara atau berbisik tanpa suara, ketika bergerak atau diam, ketika berdiri, duduk, atau berbaring, dalam keramaian atau sendirian, saat damai dan tenteram, pula saat-saat kritis dan bahaya yang mencekam. 

Dan apabila takwa telah bersemanyam di dada, maka akan lahir pribadi yang utuh, menyatu jiwa dengan raganya, menyatu bisikan hati dengan ucapannya, menyatu kata dan perbuatannya, juga menyatu langkah dan tujuannya. Ia akan menemukannya teguh dalam keyakinan, teguh tapi bijaksana, senantiasa bersih dan menarik walau miskin, selalu hemat dan sederhana walau kaya, murah hati dan murah tangan, tidak menghina dan tidak mengejek, tidak menghabiskan waktu dalam permainan, tidak menuntut yang bukan haknya, dan tidak menahan hak orang lain.

Ucapannya melipur lara dan membawa manfaat, diamnya pertanda tafakkur, dan pandangannya alamat i’tibar. Bila beruntung ia bersyukur, bila diuji ia bersabar, bila bersalah ia istighfar, kalau ditegur ia menyesal, dan kalau dimaki ia menjawab seraya berucap : “Bila makian Anda benar, maka semoga Allah mengampuniku dan bila keliru, maka kumohon Tuhan mengampunimu”.

Demikian menyatu seluruh tuntunan kebaikan dalam dirinya, lahir dan batin. Sehingga, pada akhirnya “tatkala diam ia dengan Allah, tatkala berbicara ia demi Allah, tatkala bergerak ia atas perintah Allah, tatkala terlena ia bersama Allah. Sungguh, ia selalu dengan, demi, dan bersama Allah.”

Jika seseorang telah benar bertakwa, maka kemanapun langkah diayunkan dan ke manapun angin membawa biduk, betapapun besar ombak dan gelombang, kendati pantai hanya sayup-sayup terlihat, namun semua itu bukan masalah besar sebab takwa telah bersemai di dalam hati sanubarinya.

Baginya, Allah adalah pangkalan tempat ia bertolak serta pelabuhan tempat ia bersauh.

Itulah makna pesan dari firman Allah:

 اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

(Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; Janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam (QS. Âli ‘Imrân [3]: 102).

Saudaraku Kaum Muslimin  yang berbahagia

Tak terasa kita telah berada di penghujung bulan Rajab yang dua atau tiga hari lagi akan meninggalkan kita. Itu artinya saat ini kita berada pada ambang anak tangga ke-dua dari tiga anak tangga menuju puncak kemuliaan tahunan yaitu bulan suci Ramadhan. Karena bulan Rajab akan segera berlalu, marilah kita bersiap untuk menyambut bulan Sya’ban untuk akhirnya kita songsong bulan Ramadhan dengan penuh rindu dan suka cita. 

Demikianlah seharusnya kita kondisikan diri kita dan hati kita. Sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah SAW tentang rangkaian tiga bulan yang mulia ini :

"شَعْبَانُ شَهْرِى ، وَرَجَبُ شَهْرُ اللهِ وَرَمَضَانُ شَهْرُ أُمَّتِى, شَعْبَانُ هُوَ الْمُكَفِّرُ  وَرَمَضَانُ هُوَ الْمُطَهِّرُ".

“Sya’ban adalah bulanku, Rojab adalah bulan Allah dan Ramadhan adalah bulan bagi Ummatku, Sya’ban adalah pelebur dosa dan Ramadhan adalah pen-suciannya”.

Jamaah Jum'ah yang dirahmati Allah

Kalau saja pada bulan Rojab ini kita telah teledor, marilah kita ajak diri kita di bulan Sya’ban untuk lebih mawas dan berhati-hati hingga kita layak disambut dan menyambut bulan Ramadhan yang suci.

Syeikh Abdul Qodir Al-Jaelani dalam salah satu nasehatnya beliau berpesan :

Bahwasanya  nama شعْبَانْ   terdiri dari 5 huruf yang melambangkan lima anugrah dari sang Maha Pencipta. Yang pertama adalah huruf ش yang melambangkan شرف (kemuliaan). Setelah itu: عyang berarti علوّ   ( keluruhan derajat ). Kemudian ب dari kata  برّ  ( kebaikan ). Lalu ألف menunjuk kata ألفة ( kasih sayang ). Dan terakhir adalah ن yang merujuk kata نور ( cahaya / petunjuk ).

Maka tidak selayaknya kita abaikan bulan Sya’ban, namun semestinya kita persiapkan sebaik-baiknya dengan mensucikan diri ini dari segala dosa, kita bertobat kepada Allah atas segala kelalaian diri kita selama ini sehingga satu tahun tidak terasa, tahu-tahu Ramadhan telah di ambang tiba. Itu semua tiada lain akibat dosa dan ke-tersibukan kita oleh nafsu dan urusan dunia.

Ya Allah, ampunilah diri ini hingga layak bermunajat kepada-Mu pada Ramadhan tahun ini, sampaikanlah umur kami hingga mampu mendapatkan anugrah, rahmat dan ampunan-Mu  pada Ramadhan tahun ini dan Ramadhan-Ramadhan berikutnya, hingga kami layak menghadap Dzat-Mu yang Maha Agung. Amiin.

Selanjutnya Syeh Abdul Qodir berkata :

أَنَّ الأ يَّامَ ثَلاثَةٌ : أَمْسِ ، وَهُوَ أَجَل ، وَالْيَوْمَ وَهُوَ عَمَل, وَغَدًا وَهُوَ أمَل.

Hari-hari itu ada tiga : kemarin sudah lewat, hari ini adalah kesempatan beramal, dan besok adalah harapan (yang engkau tidak tahu apakah bisa sampai atau tidak).

فَأَمْسِ مَوْعِظَة ، وَالْيَوْمَ غَنِيْمَة ، وَغَدًا  مُخَاطَرَة.

“Kemarin adalah nasehat/pengingat, hari ini adalah nikmat dan besok masih rahasia yang terikat .”

وَكَذَلِكَ الشُّهُوْرِ ثَلاثَةٌ : رَجَبُ قَدْ مَضَى وَذَهَبَ فَلا  يَعُوْدُ ، وَرَمَضَاْنُ وَهُوَمُنْتَظَرٌ لا نَدْرِى هَلْ نَعِيْشُ إِلَى إِدْرَاْكِهِ  أَمْ لا؟ وَشَعْبَانُ وَهُوَ وَاسِطَةٌ بَيْنَ شَهْرَيْنِ فَلْيَغْتَنِمِ الطَّاعَةَ فِيْهِ.

Pun begitu bulan ada tiga, Rojab telah lewat dan berlalu takkan kembali, Ramadlan adalah yang dinanti-nanti, namun kita tidak tahu apakah hidup kita sampai padanya atau tidak. Sedangkan Sya’ban adalah perantara antara keduanya maka gunakanlah dan manfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya dengan senantiasa taat dan beribadah kepada Allah SWT.” 

Demikianlah sebagaimana disebutkan dalam Kitab Al Ghunyah Li Thalibi Thariqil Haq 'Azza wa Jalla bab Keutamaan bulan Sya’ban. 

Ma’asyiral Musliminn, rahimakumullah...

Semoga kita tidak termasuk orang yang merugi, dan semoga bulan Sya’ban ini dapat menjadi pembuka jalan kita menuju kebahagiaan  dan kemuliaan yang abadi dengan menyongsong kehadiran Ramadlan nan suci, Amiin.

بَارَكَ اللهُ لِىْ وَلَكُمْ فِى القُرانِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإ يَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآ يَاتِ والذِّ كرِ الحَكِيْمِ وِتَقَبَّلَ مِنِّى وَمَنِّكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَهُ هُوَالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِى وَلَكُمْ وَلِسَائِرِالمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوهُ فَيَافَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَانَجَاةَ التَّائِبِيْنَ.


DOWNLOAD PDF

 

No comments:

Post a Comment