Tradisi minum teh sudah dikenal di Cina sejak ratusan atau ribuan tahun sebelum masehi. Di Jepang, teh dikenal sekitar abad ke 6 yaitu pada zaman Kamakura. Sedangkan di Eropa dan Amerika teh mulai digemari pada abad 16. Dan sekarang teh telah menjadi salah satu minuman yang paling terkenal di dunia.
Di Indonesia, teh dapat dinikmati kapan saja. Pada waktu pagi, siang, sore atau malam hari. Sedangkan di Inggris penyajian teh mempunyai waktu tersendiri. Disana ada jeda waktu 8 jam antara makan siang ke makan malam. Di tengah-tengah waktu inilah orang Inggris umumnya minum teh dengan disertai makanan yang manis .
Tea time atau disebut juga
afternoon tea biasanya dilakukan sekitar jam 3 sore. Lain di Inggris lain pula di Jepang. Masyarakat disana sangat meghormati teh. Sehingga untuk minum teh saja, mereka melakukan upacara.
Jika di Indonesia teh biasa dihidangkan dalam keadaan panas, hangat atau bahkan diberi es, di Mesir atau di negara-negara Arab lainnya teh harus disajikan dalam keadaan panas. Mereka meyakini bahwa jika teh tidak lagi panas maka kenikmatannya akan hilang atau paling tidak berkurang. Maka di Arab tidak ada orang meminum teh menggunakan lepek (piring kecil alas cangkir) untuk mendinginkan teh seperti yang dilakukan orang di beberapa daerah di Indonesia. Di Saudi Arabia teh biasanya dihidangkan di dalam termos atau ceret yang bisa menjaga panas dan gelas atau cangkir berukuran mini. Hal ini dimaksudkan agar teh selalu dalam keadaan panas ketika dinikmati. Sementara di Mesir, teh umumnya di sajikan dalam gelas kaca ukuran 200 ml dan harus segera diminum begitu dihidangkan.