"Nabi: maulid (pengetan tanggal lahir)
Wali: khaul (pengetan tanggal sedo)
Kenopo?"
Wis rong dino iki srengenge ora katon cumlorot. Udan namung lungo sedelo-sedelo. Mendung podo nggantung ngulung-nggulung koyo-koyo ngebaki langit.
Kurang luwih tabuh telu sore Atun mulih soko berjanjenan ono ing musholla. Payung werno ijo sajak pantes lan ngepasi marang penganggone kang ugo sarwo ijo. Mlakune thimik-thimik sinambi tangan tengene nyekeli payung lan tangan kiwone nyincing rok supoyo ora keno cipratan banyu udan.
Parmin soko teras mesam-mesem nyawang bojone.
Atun: “Assalamu’alaikum”
Parmin: “Waalaikum salam. Untung bojoku ora patio brai. Coba umpamane awakmu pupuran, gincunan trus kudanan ngene iki opo ra terus mblobor? Dhak koyo badut? Hehehe"
Atun: "Niku namine njenengan ora pengalaman. Hari gini bedhak lan gincu nggih mpun tahan air to kang.! Njenegan ngertose wedhak bayi mawon, sih"
Parmin: "Hmm... Masalahe bojoku ra perlu wedhak wis koyo widodari"
Atun: "Ngendikane.....?! Ben ra kisinan nek ndesit. Hihihi"
Parmin: "Duit sewu diparfumi karo duit satus ewu kecipratan uyoh sapi mesti awakmu bakal milih satus ewu. Mbok o ndesit tapi kan berkualitas. Paling ora, kualitas sayange mbek awakmu sing katro tidak diragukan. Hahaha"
Atun banjur lungguh mepet bojone.
Atun: "Kang, badhe tanglet. Kinging nopo menawi kanjeng nabi ingkang dipun peringati dinten lahiripun tapi menawi poro wali kok dipun peringati sedanipun?"
Parmin: "Soale lahire kanjeng nabi kuwi nggowo berkah kanggo wong ngalam kabeh. Kanjeng nabi diutus Allah saperlu mulang lan nuduhke dalan kang apik kanggo poro menuso. Guru, kiroto bosone digugu lan ditiru. Yen pingin digugu yo kudu iso ditiru. Mulo songko kuwi kanjeng nabi selalu dibimbing gusti Allah lumantar malaikat Jibril. Kurang apik sithik wae, sing coro wong lumrah wis apik, tapi kanjeng nabi isih diilingake."
Atun: "Contone dos pundhi, kang"
Parmin: "Salah sijining dino, kanjeng Nabi lagi ketamon penggedhe-penggedhe Quraish. Lagi ngendikan serius, yoiku nembe njelasaken agomo Islam, ujug-ujug sohabat Abdullah bin Ummi Makhtum sowan kanjeng Nabi. Sahabat Ibnu Ummi Makhtum iki wutho, dadi ora ngerti menowo kanjeng Nabi nembe kagungan tamu. Soko njobo sahabat mau bengok-bengok : Hai Muhammad! Ajari aku babakan agomo!. Kanjeng nabi ora duko yo ora ngendikan opo-opo. Nanging panjenengane mlengos sithik. Jan-jane sahabat ibnu Ummi Mahktum yo ora weruh. Nanging ewo semono langsung turun ayat _Abasa watawalla_ sak teruse kang surasane kanjeng Nabi ora enthuk mlengosi sahabate. Padahal nek wong saiki, coba bayangke pejabat lagi rapat terus ono rakyate moro bengok-bengok koyo ngono?"
Atun: "Mboten diusir mawon mpun pol sae, kang"
Parmin: " Lha iku bedane menuso lumrah kelawan kanjeng nabi! Kawit lahir sampun dijamin tetep apik. Mulo pantes menowo sing diperingati kelahirane. Saiki yen menuso biasa piye? Kawit cilik apik, bareng wis tuwo duwe polah aneh-aneh sahinggo mati ora sido husnul khotimah, yo iso wae. Dadi...layak diperingati opo ora, kuwi biso jelas yen wis mati. Sahinggo nek jelas apik, mongko kaapikane bakal diiling-iling wong akeh kang ono sak mburine. Kuwilah kenopo nek seliyane nabi di khauli dino sedane"
Atun: "Kados criose kiyai Barseso ingkang puluhan tahun mboten nate duso nanging akhiripun mboten pantes di khauli, ngoten kang?. Mudheng kulo. Tapi nek kulo ulang tahun jane dipun ramekke ngoten... Kan kulo sejak lahir mpun ditaqdiraken dados bojone njenengan? Bojo setia ingkang tiada duanya...."
Mari muni ngono Atun banjur ngadhek mlebu ngomah ninggalke Parmin lungguh dewe ono ing teras plonga-plongo.
Saturday, December 10, 2016
Wednesday, December 7, 2016
"Ngaji Hadists Arbain Nawawi bareng Parmin dan Atun" (11)
Sesuai dengan usul beberapa pembaca, serial Ngaji bareng Parmin dan Atun edisi ke 11 ini hadir dalam Bahasa Indonesia. Namun begitu saya minta pendapat pembaca yang lain. Apakah untuk selanjutnya kembali saya tulis dalam bahasa Jawa atau saya lanjutkan dalam bahasa Insonesia?
FB : www.facebook.com/wahidmg
Blog: http://abiraad.blogspot.com
Terima kasih
“Ngaji Hadist Arbain Nawawi bareng Parmin dan Atun” (11)
Hadist ke-3 “Puasa”
Atun hendak menyiram bunga yang ditanam rapi di pinggiran halaman rumah. Namun tiba-tiba dia menghentikan langkahnya. Seekor kupu-kupu yang bersayap indah berwarna-warni menari-nari di atas mawar merah yang sedang mekar.
Dari belakang Parmin memperhatikan istrinya lalu berkata, “Subhanallah...! Cantik sekali!”.
Atun: “Kang Parmin ini seperti baru tahu saja kalau aku memang cantik”
Parmin: “Kamu Cantik? Rasanya tidak tepat kalimat itu untuk menyebut dirimu. Kamu lebih dari sekedar cantik. Itu lho... kupu-kupu yang cantik!”
Atun: “Ah! kang Parmin bisa aja”.
Parmin: “Kamu tahu gak sebelum jadi kupu-kupu yang cantik, dia seperti apa?
Atun: “Sebelumnya adalah ulat yang menjijikkan”.
Parmin: “Demikianlah Allah memberi gambaran kepada manusia. Untuk menjadi lebih baik, indah dan disukai semua orang, seseorang perlu untuk menahan diri dari keinginan nafsu yang bermacam-macam. Oleh karenanya rukun Islam yang ke empat adalah puasa. Ulat yang sebelumnya rakus, akan berhenti makan dan berpuasa selama beberapa hari atau ada juga yang beberapa bulan. Kulitnya akan menjadi kepompong dan tubuhnya akan berubah menjadi makhluk baru yang indah dipandang. Allah memerintahkan hambanya untuk berpuasa selama bulan Ramadhan agar manusia bisa bermetamorfosis seperti ulat. Yah tentu saja kalau metamorfosa yang dialami manusia bukan secara fisik tetapi secara mental”
Atun: “Dan manusia dihargai, dihormati lebih karena kepribadian mereka. Bukan sebab penampilan fisik belaka”
Parmin: “That’s my wife! -istriku emang hebat. Dan Atun tahu gak? Puasa itu ada di syariat agama manapun. Kristen, Yahudi, Hindu, Budha dan lain sebagainya. Tata caranya saja yang tidak sama. Shoum secara bahasa artinya adalah menahan diri. Dalam syariat Islam, berpuasa adalah menahan diri dari makan, minum dan hal lain yg membatalkan puasa sejak fajar hingga matahari tenggelam dengan disertai niat. Sedangkan dalam agama atau kepercayaan lain ada puasa bisu –menahan diri tidak berbicara, puasa tidur –menahan diri agar tetap terjaga, puasa dengan tidak memakan makanan bernyawa dan seterusnya”
Atun: “Ular juga puasa. Kok tidak berubah bentuk, kang?”
Parmin: “Tapi ular menjadi sakti. Sekali sembur atau gigit, seekor sapi bisa mati, Tun. Coba perhatikan hewan-hewan yang berbahaya. Singa sehari puasa rata-rata bisa lebih dari 20 jam. Beruang kutub bahkan hingga sampai berbulan-bulan. Bandingkan dengan kambing atau kerbau yang tak mau berhenti makan. Kalau kambing menggugit, paling-paling hanya ajan menimbulkan luka luar saja. Tidak mematikan. Ya... semuanya itu contoh agar manusia bisa mengambil pelajaran”
Atun: “ Kalau melihat sejarah orang-orang hebat, rata-rata mereka adalah orang yang tahan berpuasa atau bahasa jawanya kuat tirakat”
Parmin: “Mau langsing juga harus mampu menahan diri dengan membatasi jenis dan jumlah makanan. Lha... kamu gimana, Tun?
Atun: “Bukannya kang Parmin bilang, aku jangan terlalu kurus biar kelihatan kalau kang Parmin bisa ngasih makan istrinya??”
Parmin menggaruk kepalanya yang tidak gatal lalu memeluk istrinya.
Atun: “Ih! Jangan disini kang nanti kelihatan orang... dosa pamer kemesraan di depan umum”
FB : www.facebook.com/wahidmg
Blog: http://abiraad.blogspot.com
Terima kasih
“Ngaji Hadist Arbain Nawawi bareng Parmin dan Atun” (11)
Hadist ke-3 “Puasa”
Atun hendak menyiram bunga yang ditanam rapi di pinggiran halaman rumah. Namun tiba-tiba dia menghentikan langkahnya. Seekor kupu-kupu yang bersayap indah berwarna-warni menari-nari di atas mawar merah yang sedang mekar.
Dari belakang Parmin memperhatikan istrinya lalu berkata, “Subhanallah...! Cantik sekali!”.
Atun: “Kang Parmin ini seperti baru tahu saja kalau aku memang cantik”
Parmin: “Kamu Cantik? Rasanya tidak tepat kalimat itu untuk menyebut dirimu. Kamu lebih dari sekedar cantik. Itu lho... kupu-kupu yang cantik!”
Atun: “Ah! kang Parmin bisa aja”.
Parmin: “Kamu tahu gak sebelum jadi kupu-kupu yang cantik, dia seperti apa?
Atun: “Sebelumnya adalah ulat yang menjijikkan”.
Parmin: “Demikianlah Allah memberi gambaran kepada manusia. Untuk menjadi lebih baik, indah dan disukai semua orang, seseorang perlu untuk menahan diri dari keinginan nafsu yang bermacam-macam. Oleh karenanya rukun Islam yang ke empat adalah puasa. Ulat yang sebelumnya rakus, akan berhenti makan dan berpuasa selama beberapa hari atau ada juga yang beberapa bulan. Kulitnya akan menjadi kepompong dan tubuhnya akan berubah menjadi makhluk baru yang indah dipandang. Allah memerintahkan hambanya untuk berpuasa selama bulan Ramadhan agar manusia bisa bermetamorfosis seperti ulat. Yah tentu saja kalau metamorfosa yang dialami manusia bukan secara fisik tetapi secara mental”
Atun: “Dan manusia dihargai, dihormati lebih karena kepribadian mereka. Bukan sebab penampilan fisik belaka”
Parmin: “That’s my wife! -istriku emang hebat. Dan Atun tahu gak? Puasa itu ada di syariat agama manapun. Kristen, Yahudi, Hindu, Budha dan lain sebagainya. Tata caranya saja yang tidak sama. Shoum secara bahasa artinya adalah menahan diri. Dalam syariat Islam, berpuasa adalah menahan diri dari makan, minum dan hal lain yg membatalkan puasa sejak fajar hingga matahari tenggelam dengan disertai niat. Sedangkan dalam agama atau kepercayaan lain ada puasa bisu –menahan diri tidak berbicara, puasa tidur –menahan diri agar tetap terjaga, puasa dengan tidak memakan makanan bernyawa dan seterusnya”
Atun: “Ular juga puasa. Kok tidak berubah bentuk, kang?”
Parmin: “Tapi ular menjadi sakti. Sekali sembur atau gigit, seekor sapi bisa mati, Tun. Coba perhatikan hewan-hewan yang berbahaya. Singa sehari puasa rata-rata bisa lebih dari 20 jam. Beruang kutub bahkan hingga sampai berbulan-bulan. Bandingkan dengan kambing atau kerbau yang tak mau berhenti makan. Kalau kambing menggugit, paling-paling hanya ajan menimbulkan luka luar saja. Tidak mematikan. Ya... semuanya itu contoh agar manusia bisa mengambil pelajaran”
Atun: “ Kalau melihat sejarah orang-orang hebat, rata-rata mereka adalah orang yang tahan berpuasa atau bahasa jawanya kuat tirakat”
Parmin: “Mau langsing juga harus mampu menahan diri dengan membatasi jenis dan jumlah makanan. Lha... kamu gimana, Tun?
Atun: “Bukannya kang Parmin bilang, aku jangan terlalu kurus biar kelihatan kalau kang Parmin bisa ngasih makan istrinya??”
Parmin menggaruk kepalanya yang tidak gatal lalu memeluk istrinya.
Atun: “Ih! Jangan disini kang nanti kelihatan orang... dosa pamer kemesraan di depan umum”
Sunday, December 4, 2016
"Ngaji Hadist Arbain Nawawi bareng Parmin lan Atun" (10).
Hadist ke 3 “Zakat”
Parmin
moco koran ono ing ruang tamu. Atun metu nyuguhke kopi ireng.
Atun:
“Monggo kopine, kang”
Parmin:
“Hmm... enak banget, Tun. Ora ono sing iso mbandingi kopi gaweanmu”
Atun:
“Soale anggen kulo damel, mboten namung ngangge gendhis kalih kopi serasan.
Nanging kulo campuraken ati lan jantung kulo wonten adodan”
Parmin:
“Lan olehku nyicip ora mung nganggo ilat, olehku ngombe ora mung nganggo
cangkem, nanging olehku ngrasakke nganggo sukmo lan nyawaku bebarengan roso
tresno kang tan keno kinoyo opo”
Atun:
“Hihihi….. Nuwun sewu kang…. Njenengan maos berita nopo? Kulo tingali kok kados
tiyang gumun ngoten?”
Parmin:
“Iyo Tun, iki berita babakan Klub Sepakbola Eropa. Duit koyo ra ono ajine.
Bayaran wong siji semigggu nganti 2 milyar rupiah kaporo luwih. Padahal mung
playon nggudhag bal ngono wae.”
Atun:
“Klub nopo niku kang?”
Parmin:
“Yo akeh… Ono Real Madrid, Barcelona, Manchester City….”
Atun:
“Sing terakhir niku gadhahane tiyang Islam mesti!”
Parmin:
“Kok ngerti?”
Atun:
“Lha niku namine Siti Mansurah…. Duite akih men yo kang.“
Parmin:
“ Manchester City kok dadi Siti Mansurah ki piye? Pancen sing duwe klub kuwi wong Arab sugih. Ngene Tun, umpamane duit 2 milyar gajine pemain siji ping
40 pemain dienggo nyekolahake bocah-bocah muslim kang ra duwe biaya, rak
iso ndadekke 40 doktor tiap minggune, yo?”
Atun:
“Leres kang… menawi tiyang sugih lan loma ngoten niku cacahe 1000 mawon, lajeng
tiap minggu nyumbang 80 milyar setunggale, kulo kinten tiyang Islam sak dunyo ingkang
jumlahe sekitar setunggal milyar niki, genep setahun mawon, mesti mboten badhe wonten
ingkang gesang dibawah garis kemiskinan, nggih kang?”
Parmin:
“Iyo Tun, zamane Kholifah Umar bin Abdul Aziz, wong sak negoro ora ono sing
mlarat. Sampe-sampe wong arep sodaqoh wae kangelan. Sebab opo? Wong Islam podho
gelem mbayar zakat kabeh.”
Atun:
“Berarti gusti Allah majibaken zakat meniko arah tujuane sakliyane ngibadah ugi
wonten unsur sosial, ekonomi lan kemanusiaan. Lan wonten sejarah sampun nate
terbukti ampuh memberantas kemiskinan”
Parmin:
“Mulo songko kuwi zakat termasuk dadi soko gurune agama Islam. Lamun wong Islam kang mampu gelem nglaksanaake zakat, opo meneh ditambah nganggo
sedekah sunnah, mesti kemakmuran lan kesejahteraan bakal terwujud. Yen wis
ngono, ora bakal ono ceritane ono ing peradaban dunia koyo dino iki, wong Islam dadi wong
pinggiran”.
Atun:
"Kang...sedekah kulo monggo dipun tampi"
Parmin:
"Sing endi?"
Atun: "Niku.... KOPI CINTA!""Ngaji Hadist Arbain Nawawi bareng Parmin lan Atun" (9)
Hadist ke 3 "Sholat"
Gerimis kari sithik-sithik Parmin bali soko masjid krudungan sorban. Sementara Atun nunggu ono ning teras omah
Parmin: "Assalamualaikum"
Atun: "Waalaikum Salam. Mpun kulo damelke teh anget kaliyan rondo royal kang..."
Parmin: "Perawan wae aku moh, Tun. Opo meneh rondo. Aku wis duwe bojo kang _more than extra ordinary kok_ "
Atun intho-intho ra nglegewo njawab: "Rondo royal meniko nama lainne monyos, kang.. tape goreng"
Parmin: "Udan ora patio deres wae wong kok akeh sing podo ora lungo Jum'atan. Padahal sholat Jumatan ning Indonesia banget gampange lho. Jare kang Wakidi pas ning Paitpil Amerika deknen nek lungo Jumatan jarake soko panggonane adohe 40 kilo"
Atun: "Sholat niku penggawean ngibadah kangge tiyang Islam ingkang mboten saget dipun ditilar dalam keadaan menopo kemawon, nggih kang"
Parmin: "Bener banget. Kejobo wong wadon kang lagi _haidh_ utowo _nifas_ ,wong edan lan cah cilik. Senajan ono ing keadaan perang, isih wajib sholat. Lha kadhang lagi ketungkul penggawean sithik wae wong wis lali sholat"
Atun: "Nggih kang. Padahal teng pundi-pundi wonten musholla. Angger kantor lan tiap SPBU wonten mushollane. Eco lho dados tyang Indonesia. Lha menawi teng Amerika sepundi kang?"
Parmin: "Pengalamane kang Wakidi, nalikane ono ing bandara Los Angeles deweke karo kancane sholat dhuhur. Solate gantian ora jamaah soale ora sepakat masalah arah kiblat"
Atun: "Kok saget?"
Parmin: "Kang Wakidi karo kancane podo ora ngerti arah lor kidul. Takon wong yo podo wae ra ngerti. Kompas, ora duwe. Akhire ijtihad dewe-dewe lan hasile ora podho. Kang Wakidi sholat madhep ngalor, kancane madhep ngidul, menowo. Nah, kancane kang Wakidi iki yen sholat karo merem-merem terutama nalikane takbirotul ihram. Ono wong bule lanang wadon kang lungguh ora adoh soko kang Wakidi merhateake kancane kang Wakidi sing nembe sholat. Jare sing wedhok, _do you see that guy over there?_ sampean weruh wong lanang sing ning kono kuwi? Ambi ndudingi kancane kang Wakidi. Sing lanang njawab _what's the matter with him? Has he got sick?_ tapi wong loro mau mung ngomong lan nyawang thok. Nanging bareng ruku', sing lanang langsung nyedhaki kancane kang Wakidi, _are you okay, sir?! Should I get help?_ sampeyan apik-apik mawon?! Njenengan perlu bantuan?. Kang Wakidi banjur ngadhek trus njelasake ambek wong bule mau menowo koncone nembe sholat"
Atun: "Lucu tapi kulo dados mikir, kang. Kathah tyang kaparingan kesempatan lan kemudahan nanging podho sami mboten purun manfaataken"
Parmin: "Iki ono kesempatan ngibadah ganjarane gedhe, gampang pisan. Gelem, Tun?"
Atun: "Nopo kang?"
Parmin: "Pijeti aku, Tun"
Atun: "@#$!!??"
Gerimis kari sithik-sithik Parmin bali soko masjid krudungan sorban. Sementara Atun nunggu ono ning teras omah
Parmin: "Assalamualaikum"
Atun: "Waalaikum Salam. Mpun kulo damelke teh anget kaliyan rondo royal kang..."
Parmin: "Perawan wae aku moh, Tun. Opo meneh rondo. Aku wis duwe bojo kang _more than extra ordinary kok_ "
Atun intho-intho ra nglegewo njawab: "Rondo royal meniko nama lainne monyos, kang.. tape goreng"
Parmin: "Udan ora patio deres wae wong kok akeh sing podo ora lungo Jum'atan. Padahal sholat Jumatan ning Indonesia banget gampange lho. Jare kang Wakidi pas ning Paitpil Amerika deknen nek lungo Jumatan jarake soko panggonane adohe 40 kilo"
Atun: "Sholat niku penggawean ngibadah kangge tiyang Islam ingkang mboten saget dipun ditilar dalam keadaan menopo kemawon, nggih kang"
Parmin: "Bener banget. Kejobo wong wadon kang lagi _haidh_ utowo _nifas_ ,wong edan lan cah cilik. Senajan ono ing keadaan perang, isih wajib sholat. Lha kadhang lagi ketungkul penggawean sithik wae wong wis lali sholat"
Atun: "Nggih kang. Padahal teng pundi-pundi wonten musholla. Angger kantor lan tiap SPBU wonten mushollane. Eco lho dados tyang Indonesia. Lha menawi teng Amerika sepundi kang?"
Parmin: "Pengalamane kang Wakidi, nalikane ono ing bandara Los Angeles deweke karo kancane sholat dhuhur. Solate gantian ora jamaah soale ora sepakat masalah arah kiblat"
Atun: "Kok saget?"
Parmin: "Kang Wakidi karo kancane podo ora ngerti arah lor kidul. Takon wong yo podo wae ra ngerti. Kompas, ora duwe. Akhire ijtihad dewe-dewe lan hasile ora podho. Kang Wakidi sholat madhep ngalor, kancane madhep ngidul, menowo. Nah, kancane kang Wakidi iki yen sholat karo merem-merem terutama nalikane takbirotul ihram. Ono wong bule lanang wadon kang lungguh ora adoh soko kang Wakidi merhateake kancane kang Wakidi sing nembe sholat. Jare sing wedhok, _do you see that guy over there?_ sampean weruh wong lanang sing ning kono kuwi? Ambi ndudingi kancane kang Wakidi. Sing lanang njawab _what's the matter with him? Has he got sick?_ tapi wong loro mau mung ngomong lan nyawang thok. Nanging bareng ruku', sing lanang langsung nyedhaki kancane kang Wakidi, _are you okay, sir?! Should I get help?_ sampeyan apik-apik mawon?! Njenengan perlu bantuan?. Kang Wakidi banjur ngadhek trus njelasake ambek wong bule mau menowo koncone nembe sholat"
Atun: "Lucu tapi kulo dados mikir, kang. Kathah tyang kaparingan kesempatan lan kemudahan nanging podho sami mboten purun manfaataken"
Parmin: "Iki ono kesempatan ngibadah ganjarane gedhe, gampang pisan. Gelem, Tun?"
Atun: "Nopo kang?"
Parmin: "Pijeti aku, Tun"
Atun: "@#$!!??"
"Ngaji Hadist Arbain Nawawi bareng Parmin lan Atun" (8)
Hadist ke 3 " Syahadat"
Koyo biasane saben dino Jumat sedurunge jumatan, Parmin ora lungo ngendi-endi. Opo meneh yen Jumat pahing. Dewekne entuk giliran khutbah, dadi wiwit isuk anteng ning omah. Kiro-kiro jam songo Parmin moco kitab karo nyekel pulpen lan kertas saperlu nyiapake bahan khutbah. Atun mari masak nyedhaki bojone.
Atun: "Khotbah mangke temanipun nopo kang?"
Parmin: "Rukun Islam"
Atun: "Niku rak mpun biasa tho kang"
Parmin: "Iku mungguhmu, Tun. Sebab kawit lahir awakmu wis dikenalke Islam. Urip mulai cilik nganti gedhe ning lingkungan Islam. Sedino sewengi krungu azan kaping limo. Jajal umpamane awakmu urip ning negoro kang Islame minoritas. Opo meneh krungu adzan, ketemu masjid wae ora gampang"
Atun: "Ndak nggih to, kang?
Parmin: "Iyo, Tun. Jare kang Wakidi sing tau menyang Amerika, Ning kota Paitpil Karo Lina Lor....,"
Atun: " Hihihi... Jeneng kutho kok Paitpil to kang... ? mboten pil pait mawon?"
Parmin: "Hush...! Ra oleh ngono. Iku ilat jowoku wae. Tulisane sih f-a-y-e-t-t-e-v-i-l-l-e. n-o-r-t-h c-a-r-o-l-i-n-a. Lha, north iku artine lor"
Atun: "Oo.. Ngaten.."
Parmin: "Ho oh. Jarene ning kutho paitpil masjid mung ono siji. Ngono wae cilik. Suwalike, angger prapatan mesti ono grejone. Genthorane (loud speaker:-red) masjid ora iso dirungu soko njobo. Masjide kedap suara"
Atun: "Wah menawi ngoten, angel nggih dados tiyang Islam wonten mriko"
Parmin: "Padahal miturut dawuhe kanjeng Nabi, Islam kuwi diumpamaake koyo bangunan kang duweni soko guru. Soko gurune kuwi pertama syahadat. Ning Njowo, memproklamirkan diri dadi wong Islam, entheng sebab kancane akeh. Yen ning Amerika, butuh keberanian doble, lho. Ning kono akeh wong kang ora ngerti opo iku Islam. Kang duweni pengertian menowo Islam iku teroris ugo akeh. Mulane ra sah rumongso hebat dadi wong Islam ning Indonesia. Ngakehnoho istighfar supoyo iso syukur. Teruse... mengko bar jumatan wae yo, Tun"
Atun; "Nggih kang... Berarti supados kito meniko saget syukur kedah angen-angen karo peparing lan kanugrahane Allah. Lan kanugrahan ingkang paling ageng inggih meniko dipun paringi iman lan Islam. Ngoten, kang?"
Parmin: "Yo bener. Termasuk kowe angen-angen kaparingan bojo kang sayang banget mbi awakmu kuwi yo biso ndadeaken syukur, Tun"
Atun: "Njenengan ngendikani kulo nopo nembe angen-angen awak njenengan kiyambak, kang?"
Parmin: "Eh kopine wis adem..."
Atun; "ehm...ehm..pengalihan opini saiki ora ning tipi thok..."
Parmin ora nyauri bojone tapi menang-meneng koyo kucing "Haaap!! Lalu menangkap!
عن أبي عـبد الرحمن عبد الله بن عـمر بـن الخطاب رضي الله عـنهما ، قـال سمعت رسول الله صلى الله عليه وسـلم يقـول : بـني الإسـلام على خـمـس : شـهـادة أن لا إلـه إلا الله وأن محمد رسول الله ، وإقامة الصلاة ، وإيـتـاء الـزكـاة ، وحـج البيت ، وصـوم رمضان
Koyo biasane saben dino Jumat sedurunge jumatan, Parmin ora lungo ngendi-endi. Opo meneh yen Jumat pahing. Dewekne entuk giliran khutbah, dadi wiwit isuk anteng ning omah. Kiro-kiro jam songo Parmin moco kitab karo nyekel pulpen lan kertas saperlu nyiapake bahan khutbah. Atun mari masak nyedhaki bojone.
Atun: "Khotbah mangke temanipun nopo kang?"
Parmin: "Rukun Islam"
Atun: "Niku rak mpun biasa tho kang"
Parmin: "Iku mungguhmu, Tun. Sebab kawit lahir awakmu wis dikenalke Islam. Urip mulai cilik nganti gedhe ning lingkungan Islam. Sedino sewengi krungu azan kaping limo. Jajal umpamane awakmu urip ning negoro kang Islame minoritas. Opo meneh krungu adzan, ketemu masjid wae ora gampang"
Atun: "Ndak nggih to, kang?
Parmin: "Iyo, Tun. Jare kang Wakidi sing tau menyang Amerika, Ning kota Paitpil Karo Lina Lor....,"
Atun: " Hihihi... Jeneng kutho kok Paitpil to kang... ? mboten pil pait mawon?"
Parmin: "Hush...! Ra oleh ngono. Iku ilat jowoku wae. Tulisane sih f-a-y-e-t-t-e-v-i-l-l-e. n-o-r-t-h c-a-r-o-l-i-n-a. Lha, north iku artine lor"
Atun: "Oo.. Ngaten.."
Parmin: "Ho oh. Jarene ning kutho paitpil masjid mung ono siji. Ngono wae cilik. Suwalike, angger prapatan mesti ono grejone. Genthorane (loud speaker:-red) masjid ora iso dirungu soko njobo. Masjide kedap suara"
Atun: "Wah menawi ngoten, angel nggih dados tiyang Islam wonten mriko"
Parmin: "Padahal miturut dawuhe kanjeng Nabi, Islam kuwi diumpamaake koyo bangunan kang duweni soko guru. Soko gurune kuwi pertama syahadat. Ning Njowo, memproklamirkan diri dadi wong Islam, entheng sebab kancane akeh. Yen ning Amerika, butuh keberanian doble, lho. Ning kono akeh wong kang ora ngerti opo iku Islam. Kang duweni pengertian menowo Islam iku teroris ugo akeh. Mulane ra sah rumongso hebat dadi wong Islam ning Indonesia. Ngakehnoho istighfar supoyo iso syukur. Teruse... mengko bar jumatan wae yo, Tun"
Atun; "Nggih kang... Berarti supados kito meniko saget syukur kedah angen-angen karo peparing lan kanugrahane Allah. Lan kanugrahan ingkang paling ageng inggih meniko dipun paringi iman lan Islam. Ngoten, kang?"
Parmin: "Yo bener. Termasuk kowe angen-angen kaparingan bojo kang sayang banget mbi awakmu kuwi yo biso ndadeaken syukur, Tun"
Atun: "Njenengan ngendikani kulo nopo nembe angen-angen awak njenengan kiyambak, kang?"
Parmin: "Eh kopine wis adem..."
Atun; "ehm...ehm..pengalihan opini saiki ora ning tipi thok..."
Parmin ora nyauri bojone tapi menang-meneng koyo kucing "Haaap!! Lalu menangkap!
"Ngaji Hadist Arbain Nawawi bareng Parmin lan Atun" (7)
Hadist ke 2 "Ihsan"
Jam 10 esuk Parmin karo Atun lungo buwoh ning tonggo deso boncengan numpak Vespa Sprint tahun 75. Senajan umure motor luwih tuwo tinimbang sing numpak, nanging tenagane isih roso lan arang rewel. Panggonan lungguhe di modifikasi dadi los lan dipasangi koco spion kiwo tengen kang nganggo cagak duwur ndadeake tambah gagah lan antike.
Nalikane tekan cedhak alun-alun, akeh wong kang podo puter walik.
Atun: "Niku tiyang kok kathah ingkang puter walik wonten nopo kang?"
Parmin: "Kae ono pak polisi lagi tugas mrikso kelengkapan berkendara"
Atun: "Oo.. ngoten, kang".
Parmin: "Klathuk-klatuk wae yo, Tun, sinambi ngaji. Enake ngaji karo bojo yo ngene iki, karo numpak montor yo iso, karo lomah-lameh ning kasur yo rapopo karo mangan yo keno"
Atun: "Ten facebook utawi WA nggih monggo.."
Parmin: "Nek Facebook karo WA yo ra karo bojo, Tun. Mosok bebojoan kok melalui Internet. Dhak mbayangke thok...Ra ono rasane.."
Atun ngithik-ngithik Parmin.
Parmin: ""Heh..! Ning ndalan iki, Tun... Bahaya..! Ngko bengi wae..!
Atun: "Hihihi...Ngapuntene!"
Parmin: "Menowo wong kuwi gelem menyadari yen taat marang aturan lalu lintas iku kebutuhane dewe, mesti kahanan bakal tumoto tur apik kabeh. Aturan-aturan kang digawe menuso kan ora liyo mung supoyo masyarakat tertib lan aman anggone urip bebrayan ono ing ngalam ndunyo. Dene syaringate Allah, seliyane kanggo kepentingan menungso ning ndunyo ugo kanggo kebutuhan akhirate"
Nalikane ngliwati polisi kang lagi mrikso SIM lan STNK poro pengendara sepeda motor, Parmin arep minggirake vespane. Nanging salah sijine pak polisi menehi tondo supoyo Parmin mlaku terus ora usah mandeg.
Atun: "Kok njenengan mboten dipun ndeg, kang?"
Parmin: "Pak polisi wis ngerti karo wong kang duweni persyaratan lengkap. Ndelok gayane wis ketoro. Umpamane tetep ngendeg, kuwi mung prosedural wae. Wong kang numpak kendaraan kok gelem nganggo helm, duwe SIM lan bayar pajak tanpa kerono ono operasi lalu lintas ki jane gawe ayem lan ora kuwatir kwatir ono cegatan zebra. Sebab ulihe nglakoni kewajiban memang tulus lan murni nindaake kewajiban tumprap aturan negoro. Semono ugo wong ngibadah, yen ulihe ngibadah ora kerono menungso yo ora kerono pamrih opo-opo, nanging minangka syukur lan pasrah narimo maring titahe kang Moho Kuwoso, ulihe ngibadah mesti iso nikmat lan khusu'. Mulane menuso kudu selalu menghadirkan Allah ono ing tiap-tiap tumindake. Lagi sholat umpamane, kudu ngroso yen bener-bener madhep ono ing ngarsane Allah. Menowo durung biso koyo ngono, yo kudu yakin lan iling-iling yen Allah iku selalu pirso. Semono ugo ono ing njobone sholat. Yen rumongso lan yakin menowo Allah mirsani, mongko umpamane arep nglakoni olo yo mesti ora sido. Nah... Kuwi kang aran Ihsan"
Atun: "Kados pundi Allah mirsani sedoyo tindak tanduke sedoyo menuso niku, kang?"
Parmin: "Ojo dipadhakke karo menuso, Tun. Allah iku ora ono sing madhani. Tapi tak wenehi gambaran yo. Sekedar gambaran. Sepisan meneh Allah ora biso dipadhakke kelawan opo-opo. Awakmu bar nggoreng iwak, supoyo aman mbok deleh ning rak lan mbok tutupi baskom. Terus awakmu lungo ngaji ning musholla. Aku teko sawah arep mangan golek lawuh tapi ora weruh sebab ketutupan. Lan yo ora ngerti anggonmu ndeleh ono ngendi. Trus aku sms awakmu. Senajan ora weruh tapi awakmu ngerti ning endi panggonane, iwak opo, jumlahe piro, olehmu tuku ning ngendi, rego piro, kasinen opo ora sak teruse. Sebabe opo? Awakmu kang gawe lan ngatur panggonane lawuh. Lha.. Saiki sopo kang gawe menuso lan ngatur menuso? Allah kan? Mulane Allah pirso piye wae pasang polahe menuso. Gusti Allah ulihe pirso soko arah Al-Khalik (sang pencipta) dudu arahe makhluk"
Atun: "Lha njenengan menawi tindaan mboten kalih kulo, lajeng ketemu cah wedhok ayu, njenengan rumaos joko nopo dudo, kang?"
Parmin: "Yo tergantung keadaan, Tun! Hehehe"
Atun meneng cep ora ngomong opo-opo. Eseme ilang kari nyaprute. Cangkeme mecucu koyo pucuke doran pacul.
Parmin: "Halah diguyoni ngono wae nesu... Senyum dong.. Koco spion sing kiwo iki olehku masang tak pancerke awakmu lho.. Soale aku ora tenang yen semenit ora weruh awakmu"
Atun njur ngguyu karo ngrakut bojone.
Jam 10 esuk Parmin karo Atun lungo buwoh ning tonggo deso boncengan numpak Vespa Sprint tahun 75. Senajan umure motor luwih tuwo tinimbang sing numpak, nanging tenagane isih roso lan arang rewel. Panggonan lungguhe di modifikasi dadi los lan dipasangi koco spion kiwo tengen kang nganggo cagak duwur ndadeake tambah gagah lan antike.
Nalikane tekan cedhak alun-alun, akeh wong kang podo puter walik.
Atun: "Niku tiyang kok kathah ingkang puter walik wonten nopo kang?"
Parmin: "Kae ono pak polisi lagi tugas mrikso kelengkapan berkendara"
Atun: "Oo.. ngoten, kang".
Parmin: "Klathuk-klatuk wae yo, Tun, sinambi ngaji. Enake ngaji karo bojo yo ngene iki, karo numpak montor yo iso, karo lomah-lameh ning kasur yo rapopo karo mangan yo keno"
Atun: "Ten facebook utawi WA nggih monggo.."
Parmin: "Nek Facebook karo WA yo ra karo bojo, Tun. Mosok bebojoan kok melalui Internet. Dhak mbayangke thok...Ra ono rasane.."
Atun ngithik-ngithik Parmin.
Parmin: ""Heh..! Ning ndalan iki, Tun... Bahaya..! Ngko bengi wae..!
Atun: "Hihihi...Ngapuntene!"
Parmin: "Menowo wong kuwi gelem menyadari yen taat marang aturan lalu lintas iku kebutuhane dewe, mesti kahanan bakal tumoto tur apik kabeh. Aturan-aturan kang digawe menuso kan ora liyo mung supoyo masyarakat tertib lan aman anggone urip bebrayan ono ing ngalam ndunyo. Dene syaringate Allah, seliyane kanggo kepentingan menungso ning ndunyo ugo kanggo kebutuhan akhirate"
Nalikane ngliwati polisi kang lagi mrikso SIM lan STNK poro pengendara sepeda motor, Parmin arep minggirake vespane. Nanging salah sijine pak polisi menehi tondo supoyo Parmin mlaku terus ora usah mandeg.
Atun: "Kok njenengan mboten dipun ndeg, kang?"
Parmin: "Pak polisi wis ngerti karo wong kang duweni persyaratan lengkap. Ndelok gayane wis ketoro. Umpamane tetep ngendeg, kuwi mung prosedural wae. Wong kang numpak kendaraan kok gelem nganggo helm, duwe SIM lan bayar pajak tanpa kerono ono operasi lalu lintas ki jane gawe ayem lan ora kuwatir kwatir ono cegatan zebra. Sebab ulihe nglakoni kewajiban memang tulus lan murni nindaake kewajiban tumprap aturan negoro. Semono ugo wong ngibadah, yen ulihe ngibadah ora kerono menungso yo ora kerono pamrih opo-opo, nanging minangka syukur lan pasrah narimo maring titahe kang Moho Kuwoso, ulihe ngibadah mesti iso nikmat lan khusu'. Mulane menuso kudu selalu menghadirkan Allah ono ing tiap-tiap tumindake. Lagi sholat umpamane, kudu ngroso yen bener-bener madhep ono ing ngarsane Allah. Menowo durung biso koyo ngono, yo kudu yakin lan iling-iling yen Allah iku selalu pirso. Semono ugo ono ing njobone sholat. Yen rumongso lan yakin menowo Allah mirsani, mongko umpamane arep nglakoni olo yo mesti ora sido. Nah... Kuwi kang aran Ihsan"
Atun: "Kados pundi Allah mirsani sedoyo tindak tanduke sedoyo menuso niku, kang?"
Parmin: "Ojo dipadhakke karo menuso, Tun. Allah iku ora ono sing madhani. Tapi tak wenehi gambaran yo. Sekedar gambaran. Sepisan meneh Allah ora biso dipadhakke kelawan opo-opo. Awakmu bar nggoreng iwak, supoyo aman mbok deleh ning rak lan mbok tutupi baskom. Terus awakmu lungo ngaji ning musholla. Aku teko sawah arep mangan golek lawuh tapi ora weruh sebab ketutupan. Lan yo ora ngerti anggonmu ndeleh ono ngendi. Trus aku sms awakmu. Senajan ora weruh tapi awakmu ngerti ning endi panggonane, iwak opo, jumlahe piro, olehmu tuku ning ngendi, rego piro, kasinen opo ora sak teruse. Sebabe opo? Awakmu kang gawe lan ngatur panggonane lawuh. Lha.. Saiki sopo kang gawe menuso lan ngatur menuso? Allah kan? Mulane Allah pirso piye wae pasang polahe menuso. Gusti Allah ulihe pirso soko arah Al-Khalik (sang pencipta) dudu arahe makhluk"
Atun: "Lha njenengan menawi tindaan mboten kalih kulo, lajeng ketemu cah wedhok ayu, njenengan rumaos joko nopo dudo, kang?"
Parmin: "Yo tergantung keadaan, Tun! Hehehe"
Atun meneng cep ora ngomong opo-opo. Eseme ilang kari nyaprute. Cangkeme mecucu koyo pucuke doran pacul.
Parmin: "Halah diguyoni ngono wae nesu... Senyum dong.. Koco spion sing kiwo iki olehku masang tak pancerke awakmu lho.. Soale aku ora tenang yen semenit ora weruh awakmu"
Atun njur ngguyu karo ngrakut bojone.
"Ngaji Hadist Arbain Nawawi bareng Parmin lan Atun" (6)
Hadist ke-2 "Islam"
Malem tanggal patbelas, rembulan katon mencorong edi koyo peraupane widodari. Lintang siji loro isin-isin ngancani kanjeng putri purnomo.
Parmin: "Assalamu'alaikum". Atun; "Waalaikum salam. Sampun ba'dho anggenipun tahlil, kang? Kok cepet"
Parmin: "Wis. Bubar tahlil aku langsung bali. Selak kangen bojoku kang denok debleng"
Atun: "Kok ngertos menawi kulo ngrantos njenengan"
Parmin: "Pancene ono opo?"
Atun: "Niki lho.. Ten HP-ne njenengan kok wonten lagu Arab kulo pireng-pirangken kok kulo malah bingung. Asyhadu an la imro'atan atqonat lu'bata illa anti. Maksude dos pundi? Koyo syahadat... Tapi kok mboten.."
Parmin: "Ooo kuwi.. Artine: aku nekseni menowo ora ono wong wadon endi wae kang hebat babakan nglakoake lelakon urip kejobo awakmu"
Atun: "Kulo, kang? Ndak nggih no?"
Parmin: "Hehe... (Banget gemese Parmin mletet irunge Atun). Kuwi maksude declaration of love and admiration- pengakuan, penegasan cinta lan kekaguman"
Atun: "Berarti syahadat niku pengakuan dan penegasan diri bilih kito meniko namung nyembah gusti Allah. Ngoten kang?"
Parmin: "Iyo. Menowo iman iku kan manggone ono ning ati. Dadi sing ngerti hakekate namung Allah. Sementara urip ning ngalam dunyo, menuso urip kalawan menuso lan makhluk-makhluk liyane. Koyo kang wus mbok mangerteni, dene urip ning ngalam ndunyo kuwi minongko dadi sangu ono ing akhirat. Lha urip ning ngalam ndunyo kuwi yo kudu sesuai kelawan aturane ndunyo. Contone, awakmu ngerti yen aku iki sayang banget mbi awakmu. Kepriye carane awakmu ngerti? Siji aku ngomong yen aku trisno marang sliramu. Loro sak iso isoku awakmu tak perhatikke. Yo blonjomu, penganggomu, manggonmu, *ehm-ehm*mu lan liya-liyane. Semono ugo yen kito bener pasrah kelawan gusti Allah tegese mlebu agomone Allah, yo kudu nyekseni yen Allah iku siji-sijine sesembahan lan Nabi Muhammad iku bener utusane gusti Allah. Ora mung ngono Tun, kesaksian yo kudu dibuktiake kanti ngadep Gusti limang ambalan sabendinane nganggo aturan kang wis ditetetape. Seliyane noto awak, ndidik nepsu kelawan poso supoyo luwih caket karo Pengeran, lan sepodho-podho, ugo kudu duwe roso peduli maring liyan. Kepedulian mau diwujudake kanti zakat kanggone wong kang kaparingan bondo dunyo cukup. Tegese cukup tutuk jumlah lan mongso kang ditetepake syaringat. Lan paling akhir yoiku ngibadah kang ono hikmahe napak tilas sejarah leluhur. Hiyo iku Nabi Ibrahim sak keluargane. Kang rupane ngibadah kaji kanggo kang kuwoso"
Atun: "Lajeng sepundi kang menawi badhe haji lereh ngentosi 20 tahun kados tiyang Indonesia ngeten niki?"
Parmin: "Gusti Allah ora nate mekso kawulane nglakoni perkoro kang diluar kemampuane"
Atun: "Menawi kulo Insya Allah malem Jumat taksih kiat mboten ngangge dipekso"
Parmin: "Hmmm maksudmu? Hohohiho?"
Atun: "Yeee... Kang Parmin ngeres. Niku lho.. Maos sholawat ping sewu!!!. Rak njenengan tho ingkang marai kulo....?!"
Malem tanggal patbelas, rembulan katon mencorong edi koyo peraupane widodari. Lintang siji loro isin-isin ngancani kanjeng putri purnomo.
Parmin: "Assalamu'alaikum". Atun; "Waalaikum salam. Sampun ba'dho anggenipun tahlil, kang? Kok cepet"
Parmin: "Wis. Bubar tahlil aku langsung bali. Selak kangen bojoku kang denok debleng"
Atun: "Kok ngertos menawi kulo ngrantos njenengan"
Parmin: "Pancene ono opo?"
Atun: "Niki lho.. Ten HP-ne njenengan kok wonten lagu Arab kulo pireng-pirangken kok kulo malah bingung. Asyhadu an la imro'atan atqonat lu'bata illa anti. Maksude dos pundi? Koyo syahadat... Tapi kok mboten.."
Parmin: "Ooo kuwi.. Artine: aku nekseni menowo ora ono wong wadon endi wae kang hebat babakan nglakoake lelakon urip kejobo awakmu"
Atun: "Kulo, kang? Ndak nggih no?"
Parmin: "Hehe... (Banget gemese Parmin mletet irunge Atun). Kuwi maksude declaration of love and admiration- pengakuan, penegasan cinta lan kekaguman"
Atun: "Berarti syahadat niku pengakuan dan penegasan diri bilih kito meniko namung nyembah gusti Allah. Ngoten kang?"
Parmin: "Iyo. Menowo iman iku kan manggone ono ning ati. Dadi sing ngerti hakekate namung Allah. Sementara urip ning ngalam dunyo, menuso urip kalawan menuso lan makhluk-makhluk liyane. Koyo kang wus mbok mangerteni, dene urip ning ngalam ndunyo kuwi minongko dadi sangu ono ing akhirat. Lha urip ning ngalam ndunyo kuwi yo kudu sesuai kelawan aturane ndunyo. Contone, awakmu ngerti yen aku iki sayang banget mbi awakmu. Kepriye carane awakmu ngerti? Siji aku ngomong yen aku trisno marang sliramu. Loro sak iso isoku awakmu tak perhatikke. Yo blonjomu, penganggomu, manggonmu, *ehm-ehm*mu lan liya-liyane. Semono ugo yen kito bener pasrah kelawan gusti Allah tegese mlebu agomone Allah, yo kudu nyekseni yen Allah iku siji-sijine sesembahan lan Nabi Muhammad iku bener utusane gusti Allah. Ora mung ngono Tun, kesaksian yo kudu dibuktiake kanti ngadep Gusti limang ambalan sabendinane nganggo aturan kang wis ditetetape. Seliyane noto awak, ndidik nepsu kelawan poso supoyo luwih caket karo Pengeran, lan sepodho-podho, ugo kudu duwe roso peduli maring liyan. Kepedulian mau diwujudake kanti zakat kanggone wong kang kaparingan bondo dunyo cukup. Tegese cukup tutuk jumlah lan mongso kang ditetepake syaringat. Lan paling akhir yoiku ngibadah kang ono hikmahe napak tilas sejarah leluhur. Hiyo iku Nabi Ibrahim sak keluargane. Kang rupane ngibadah kaji kanggo kang kuwoso"
Atun: "Lajeng sepundi kang menawi badhe haji lereh ngentosi 20 tahun kados tiyang Indonesia ngeten niki?"
Parmin: "Gusti Allah ora nate mekso kawulane nglakoni perkoro kang diluar kemampuane"
Atun: "Menawi kulo Insya Allah malem Jumat taksih kiat mboten ngangge dipekso"
Parmin: "Hmmm maksudmu? Hohohiho?"
Atun: "Yeee... Kang Parmin ngeres. Niku lho.. Maos sholawat ping sewu!!!. Rak njenengan tho ingkang marai kulo....?!"
Subscribe to:
Posts (Atom)