لَقَدْ صَارَ قَلْبي قاَبِلاً كُلَّ صُوْرَة..... فَمَرْعَى لِغِزْلاَنٍ وَدِيْرٌ لِرُهْباَنِ
وَبَيْتٌ لِأَوْثاَنٍ وَكَعْبَةَ طاَئِف ..... وَأََلْوَاحُ تَوْرَاةٍ وَمُصْحَفُ قُرْﺁنِ
أََدِيْنُ بِدِيْنِ الْحُبِّ أََنَّي تَوَجَّهَت ..... رَكَائِبُهُ فالْحُب دِيْنِى وَﺇِيْمَانِي
“Hatiku telah siap dengan segala realitas
Ia merupakan padang rumput bagi rusa,
Biara bagi para rahib,
Kuil anjungan berhala,
Ka‘bah tempat orang bertawaf,
Batu tulis untuk Taurat,
Dan lembaran bagi al-Qur’an.
Aku mabuk Cinta,
Kemanapun Dia bergerak
Disitu aku mencinta
Cinta (kepada-Nya) adalah agama dan keyakinanku.
"Tarjuman hal 43-44"
Seringkali pernyataan beliau tersebut dipahami oleh pembacanya sebagai sikap toleransi beragama. Memang jika dipahami secara literal bisa jadi akan mendapat pengertian demikian. Wallahu A'lam
“Hatiku telah siap dengan segala realitas
Ia merupakan padang rumput bagi rusa,
Biara bagi para rahib,
Kuil anjungan berhala,
Ka‘bah tempat orang bertawaf,
Batu tulis untuk Taurat,
Dan lembaran bagi al-Qur’an.
Aku mabuk Cinta,
Kemanapun Dia bergerak
Disitu aku mencinta
Cinta (kepada-Nya) adalah agama dan keyakinanku.
"Tarjuman hal 43-44"
Seringkali pernyataan beliau tersebut dipahami oleh pembacanya sebagai sikap toleransi beragama. Memang jika dipahami secara literal bisa jadi akan mendapat pengertian demikian. Wallahu A'lam