Saturday, March 1, 2014

Merubah Taqdir Sepak Bola

“I, I will be a king
And you, you will be a queen
Though nothing will drive them away
We can beat them, just for one day
We can be Heroes, just for one day”
Aku akan menjadi Raja
Dan kamu, kamu akan menjadi ratu
Meski tak ada orang atau apapun yang akan menyingkirkan (rintangan-rintangan) itu
Kita bisa menaklukkannya, meski hanya dalam satu hari
Kita bisa menjadi pahlawan, meski hanya dalam satu hari


Kalimat diatas adalah potongan lirik lagu David Bowie yang berjudul “Heroes”.
Lagu ini mengingatkan saya pada seseorang, teman dari teman saya. Panggil saja David Seaman. Seorang remaja yang tidak punya bakat bermain sepakbola sama sekali tetapi ingin bermain di sebuah klub amatir mahasiswa.
Sadar akan kemampuanya, David memilih posisi yang tidak banyak persaingan yaitu “penjaga gawang”. Pada awal dia mencoba untuk bermain bola, penampilannya lebih mirip dengan sebuah adegan parodi karena cara bermainnya yang yang kaku. Tetapi tawa dan kegelian rekan-rekannya dalam merespon penampilannya tidak mengurangi semangatnya. David terus berlatih dengan serius dan lebih keras dari siapapun di tim hingga pada akhirnya tiba waktu turnamen antar mahasiswa. Karena keseriusannya berlatih, dia mendapatkan tempat untuk bermain di pertandingan pembukaan. Namun dalam pertandingan pembukaan seperti itu yang ditonton sekitar 1000 orang, membutuhkan pengalaman bertanding yang cukup. David yang pemain debutan,  melakukan dua kesalahan fatal dalam mengamankan gawangnya dan pertandingan berakhir dengan kekalahan. Penonton dimana-mana selalu tidak mau mengerti kecuali apa yang mereka lihat. Walaupun pada turnamen itu timnya tampil sebagai juara, penampilan penjaga gawang yang mengecewakan tetap menjadi sasaran olok-olok dan ejekan.

Ketika bertemu teman-teman mahasiswa di kampus maupun di jalan tak sedikit yang memberi komentar atas penampilan buruk David “ Sudahlah mas, gak usah main bola. Tangkap ikan di sungai aja.”

Ada juga yang memberi nasehat “Anda tidak berbakat main bola. Jadi penonton akan lebih baik”.

Sungguh hari-hari yang tidak menyenangkan. Tetapi hal itu tidak menyurutkan semangatnya untuk berusaha menjadi lebih baik. Saat masa liburan kuliah habis, semua orang kembali pada kesibukan masing-masing. Setiap Jum’at seperti biasa David berlatih (lebih tepatnya bermain-main) bersama teman-teman di klub amatirnya. Waktu terus berlalu dan akhirnya musim panas tiba. Musim panas berarti datangnya liburan, liburan berarti musim turnamen segera mulai. Pada musim keduanya David selalu jani starter dan berhasil membawa timnya menjadi runner up. Tahun berikutnya tim David menjadi kampiun lagi dan terakhir kalinya dengan tanpa ada satu golpun menggetarkan jalanya. David melakukan 100% clean sheet dalam turnamen tersebut. Di hari pentahbisan juara David became a hero. Ya! mungkin just for one day (hanya dalam satu hari itu dia menjadi pahlawan bagi tim dan pendukungnya). Mungkin esok harinya orang sudah melupakannya. Toh itu hanya turnamen antar mahasiswa. Tetapi hari itu David membuktikan bahwa dia berhasil mengalahkan “taqdir”-nya sendiri dari seorang yang tidak berbakat bermain bola menjadi salah satu pemain utama yang membawa timnya juara.

Cerita diatas hanyalah penggalan kecil dari sekian juta cerita keberhasilan manusia. Cerita diatas hanyalah sebuah cerita dari upaya manusia melakukan sesuatu yang orang lain menduga dia tidak bisa melakukannya. Cerita diatas hanyalah cerita kecil dari bukti potensi yang dimiliki manusia yang bahkan dia sendiri hampir tidak mempercayainya. Demikian juga kisah besar yang melatar belakangi sejarah besar dalam kehidupan manusia. Diawali dari hal yang nampaknya hanya sebuah mimpi tapi berubah menjadi kenyataan yang mlebihi impian manusia itu sendiri.

Ketika Karl Benz menggagas ide adanya sebuah kereta yang berlari tanpa ditarik kuda, orang-orang menganggap itu adalah lelucon belaka. Tetapi dari yang dianggap lelucon, lahirlah mobil yang mampu berlari melebihi kecepatan kuda. Bahkan mampu melesat seratus meter dalam satu kedipan mata. Wright bersaudara, meyakini mereka mampu terbang menjelajah angkasa. Pada saat itu, siapa yang percaya? Tak sedikit yang menganggap mereka telah gila. Kegagalan demi kegagalan tak pernah sedikitpun menghentikan mereka. Hingga pada akhirnya Wright bersaudara tercatat sebagai orang pertama pencipta pesawat udara. Seratus tahun berlalu, banyak hal yang dulu tidak mungkin menjadi mungkin. Kini manusia bisa terbang tiga kali lebih cepat dari kecepatan suara.

Berani bermimpi besar berarti berani melakukan tindakan besar. Mimpi merupakan energi potensial yang jika digunakan dengan baik bisa menghasilkan kekuatan yang luar biasa. Dengan kekuatan mimpi maka manusia mampu bertindak hebat untuk meraih tujuan yang hebat.

Jika kita mengamati manusia-manusia yang terbukti berhasil di muka bumi ini, mereka adalah manusia yang memandang masa depan dengan optimis. Mereka berani menetapkan tujuan besar, berani mewujudkan potensi tertinggi di dalam dirinya dengan kekuatan mimpi.

Mimpi adalah energi pendorong. Semakin besar mimpi yang dimiliki seseorang maka semakin besar pula energi semangat yang dia miliki. So, let’s dream!

No comments:

Post a Comment