Monday, November 25, 2024

"Testimoni Para Tokoh tentang 'Parmin & Atun: Ngaji Kitab Arbain Nawawi'"


"Parmin & Atun: Ngaji Kitab Arbain Nawawi" tidak hanya mendapat perhatian dari novelis atau sastrawan, tetapi juga diapresiasi oleh para kiyai pesantren. Sebuah novel unik yang menyandingkan keindahan sastra Jawa dengan nilai-nilai keislaman melalui penelaahan kitab klasik Hadits Arbain Nawawi. Berikut adalah pandangan dari para kiyai dan sastrawan tentang keistimewaan novel ini:

"Novel ini mengajak pembaca menyelam ke dalam penelaahan kitab Hadits Arbain Nawawi  melalui cerita yang menarik. Sebuah karya yang unik dan apik. Apalagi ditulis dengan Bahasa Jawa, semakin menambah buku ini eksentrik. Cara baru yang asyik, mempelajari hadits tidak lagi sebegitu ‘menakutkan’.”  
-- K.H. Abdul Ghofar Rozin, Ketua Tanfidziyah PWNU Jateng, Ketua Majelis Masyayikh Pesantren Indonesia.

"Pesantren itu istimewa. Selalu ada terobosan yang mengejutkan dari sana. Novel ini adalah buktinya. Ini adalah novel pertama yang kandungannya adalah Syarah kitab Arbain Nawawi. Atau ini adalah penjelasan Arbain Nawawi bergaya novel. Saya yakin khazanah sastra santri tidak pernah kering. Novel ini salah satu buktinya."  
-- Habiburrahman El Shirazy, Novelis mega best seller "Ayat-ayat Cinta", Ketua Lembaga Seni Budaya dan Peradaban Islam MUI Pusat.

“Bukan hanya sekedar novel yang menghibur tetapi juga sarat akan pengetahuan. Dengan novel ini kita bisa memahami hadits, belajar bahasa Jawa yang sudah mulai kita tinggalkan, sekaligus mendapat hiburan dari novel yg disuguhkan dengan cara yang menarik dan penuh dengan hikmah yang bisa dipetik untuk kehidupan sehari-hari”
-- K.H. Muhammad Abbad, Direktur Perguruan Islam Mathali’ul Falah, Kajen, Margoyoso, Pati.

"Buku ini sangat menarik. Ia mampu menyuguhkan hadits-hadits Arbain Nawawi dalam alur kehidupan yang nyata. Model syarah seperti ini tidak saja memudahkan memahami hadits, akan tetapi juga menghadirkannya dalam kehidupan yang kongkrit. Apalagi dari pemahaman dan pemaparan seperti ini, lahir hikmah-hikmah kehidupan yang diperlukan banyak kalangan dalam menjalani kehidupan. Selamat membaca...!"
-- Dr. K.H Abdul Ghofur Maimoen, Rais Syuriah PBNU, Pengasuh Pesantren Al-Anwar 3, Sarang, Rembang.

“Novel pertama di Indonesia dengan gaya tutur dan alur yang apik mengiringi penelaahan kitab klasik. Sebuah karya yang mengalir keluar dari arus utama ke pinggir yang tak terkira yaitu ranah sastra Jawa.”
-- Didik L. Hariri, Penulis Buku Best Seller “Jejak Sang Pencerah”.

"Sebuah karya sastra berbahasa Jawa yang sudah mulai langka ditulis. Kita bersyukur masih menemukan karya yang unik dan eksotis ini. Bahasa Jawa sering disebut lebih punya 'jiwa' ketimbang bahasa Indonesia dan itu ada benarnya dengan membaca buku ini. Dengan kandungan kisah yang disandarkan pada Kitab Hadits Arbain Nawawiyah, karya ini seperti buku panduan kebajikan dengan suguhan yang indah.. Selamat…"
-- Aguk Irawan MN, Novelis dan Pengasuh Pesantren Kreatif Baitul Kilmah Yogyakarta.

Sinopsis Dan Garis Besar Isi Novel "Parmin & Atun: Ngaji Kitab Arbain Nawawi"


"PARMIN & ATUN: Romansa dan Hikmah Hadits Arbain Nawawi"

Sinopsis

Novel berbahasa Jawa ini mengisahkan kehidupan sehari-hari pasangan suami istri Ja’far Amin dan Solihatun, yang akrab disapa Parmin dan Atun. Sebelum menikah, keduanya adalah santri di pesantren yang sama di kawasan pesisir utara Pulau Jawa atau Pantura.

Meski saling menyukai sejak di pesantren, hubungan mereka sempat terputus sebab Atun dinikahkan oleh orang tuanya dengan orang lain. Namun, takdir mempertemukan mereka kembali hingga akhirnya menikah.

Dalam keseharian, Parmin selalu berusaha mengamalkan pesan para kyai dan guru-gurunya dengan “mulang” atau mengajarkan ilmu kepada istrinya. Salah satu yang menjadi fokus cerita ini adalah ketika Parmin mengajarkan kitab Hadits Arbain Nawawi di tengah suasana kemesraan mereka sebagai pasangan suami istri.

Garis Besar Isi Novel

  1. Makna Kitab Hadits Arbain Nawawi dalam Balutan Cerita
    Buku ini menggabungkan makna dan hikmah dari Hadits Arbain Nawawi yang disampaikan melalui rangkaian cerita fiksi yang mengalir.

  2. Dialog Mesra dan Romantis Antara Parmin dan Atun
    Hubungan Parmin dan Atun digambarkan dengan dialog yang penuh cinta, seperti:
    Bab 32:
    “Semanten ugi ulihe njenengan nandur welas lan katresnan marang kawula. Insya Allah mboten badhe muspra. Lamuna segara asat, prau katresnan kita tetep badhe lelayaran, mlampah wonten ing samudra kekangenan.”
    Bab 49:
    “Aku nemu ing awakmu perkara kang ora tinemu akal. Perkara kang aku rumangsa padhanane mokal. Perkara mau mlebu ana jero atiku alus kaya mlakune cikar ing dalan aspal tanpa nggronjal. Mula tresnaku ora bisa nimbal. Bebasan pit karo pedal, aku selawase saka awakmu ora bisa uwal.”

  3. Kata-Kata Bijak yang Sarat Hikmah
    Novel ini diperkaya dengan nasihat dan pemikiran yang inspiratif.
    Bab 16:
    Wektu terus lumaku tanpa gelem nunggu. Bebasan gegaman, wektu kaya pedang kang duweni mata loro. Sapa sing trangkas migunakake kanthi bagus, wektu bisa dadi kaya emas. Kosok walike, sapa wae bakal kegiles lamun ora bisa ngolah wektu kanthi trengginas.”
    Bab 45:
    “Ora bener kepencut dadi luwih apik tinimbang wong liya. Sing bener, tansah ngupaya supaya dadi luwih apik tinimbang awake dhewe ing dina kang wis lunga.”

Bab 33:

“...kabagyan kuwi ora mung amarga kekarepan kang keturutan, ananging luwih amarga  mareme ati nerima kahanan.” 

  1. Cerita dalam Cerita (Cerita Bingkai)
    Novel ini mengandung banyak kisah inspiratif yang menyampaikan hikmah melalui narasi tertanam.
    Bab 1:
    Kisah tentang seseorang di akhirat yang mendapatkan pahala haji, jihad, sedekah, dan amal lain, meski di dunia tidak mampu melakukannya. Hal ini terjadi karena niat tulus dan ikhlasnya sehingga Allah memberinya pahala.
    Bab 30:
    Kisah Imam Ahmad bin Hanbal yang tetap memperlakukan tetangganya dengan baik meskipun selalu diperlakukan buruk.

Tuesday, February 6, 2024

Those Who Dream Of Success

Those who seek the moon, never hide from the night.

Those who desire pearls, never fear the wet.

Those who strive for victory, never flee from the fight.

Those who dream of success, never avoid the toil and sweat.


For happiness comes after patience and trust

With perseverance, we conquer seas that are vast.

In every challenge, an opportunity we must adjust,

And through struggle and faith, our dreams will be amassed.


So let us embrace the journey, both rough and steep,

With unwavering faith, our dreams we shall keep.

Like stars shining bright, our goals we shall reap,

For in perseverance and reliance, our joy runs deep.


Vocabularries
seek = mencariflee = melarikan diriamassed = dikumpulkan
hide = bersembunyiavoid = menghindariembrace = merangkul
pearl = mutiaratoil = bekerja kerasrough = berat
desire = inginsweat = keringatsteep = curam
wet = basahperseverance = kegigihanunwavering = kokoh
strive = berjuangconquer = menaklukkanreap = menuai
victory = kemenanganadjust = menyesuaikanreliance = kepercayaan

Friday, February 3, 2023

BAYANG-BAYANG ILUSI

 

 

BAYANG-BAYANG ILUSI

Oleh : Miwa 3 Tsanawiyah A

 

Semua dimulai dari seorang pemuda tampan penuh kejujuran, bernama Kozen -atau demikianlah teman-teman memanggilnya- yang sedang berkutat dengan lembaran-lembaran berisi penuh coretan tinta, mengais ilmu diiringi bisikan lembut angin sehingga membuat suasana sangat syahdu.  Di bawah pohon rindang ia bersandar ditemani seekor kucing oyyen kesayangannya yang bernama Shinji. Bunga-bunga yang bermekaran demi menerima kerlingan hangat sang pujaan hati matahari perkasa menari-nari terkena goyangan ekor Shinji. Di tengah kesibukan Kozen, sesekali ia menggelitik perut berbulu anak berkaki empatnya itu. Shinji yang “mendengkur” keras mengasah kuku di batang-batang pohon sambil bergulingan, melompat, berputar kemudian menggesek-gesekkan pipinya ke kaki Kozen.

            Tanpa terduga sama sekali, tiba-tiba saja seekor kucing putih odd eyes melenggok di depan mereka, menjatuhkan kalung yang dipakainya. Kozen si paling jujur yang melihat kejadian itu segera memungut benda tersebut lalu berniat memasangkannya kembali ke si pemilik sebenarnya.

Sebenarnya ia bisa saja berpura-pura tidak melihatnya atau membiarkan kalung itu disana. Tapi tidak! Di samping Kozen pribadi yang jujur, kalung itu bukanlah kalung biasa tetapi berwarna emas dengan kilauan perak dan berbandul batu ruby merah menyala.

“Orang sinting mana yang memakaikan kalung seindah ini ke kucing peliharaanya?”, batin Kozen.

            Saat si kucing mau dipegang, dia langsung menghambur pergi seperti ketakutan seakan melihat hantu bertaring panjang mau menerkam. Tanpa perintah, Kozen langsung mengejar.

“Hei tunggu!”, teriak Shinji.

“Kau lambat! Kejar aku jika kau bisa”, jawab Kozen dengan napas tersengal.

“Gendong aku”

“Tidak, kau berat!”

“Astaganaga….”, jerit Shinji mencak-mencak.

Thursday, March 11, 2021

Khutbah Jum'at "Keutamaan Bulan Sya'ban"

 

 

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

 اَلْحَمْدُ للهِ الّذِى مَنَّ عَلَى عِبَادِهِ بِموَاسِمِ الْخَيْرَاتِ  لِيَغْفِرَ بِذَلِكَ  الذُّنُوْبَ وَيُكَفِّرَعَنْهُمُ السَّيِّئَاتِ.  وَأَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إِلاّ اللهُ وَحْدَهُ لاشَرِيْكَ لَهُ إِلَهُ الأرْضِ وَالسَّمَوَات ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحُمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ  أَشْرَفُ الْمَخْلُوْقَاتِ  اللهُم صَلِّ عَلَي سيدنا محمدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَاْبِهِ وَالتّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ مَدَى اْلأزْمَاْنِ وَاْلأَوْقَاتِ، وَسَلّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.

( أمّا بَعْدُ ) فَيَا عِبَادَ اللهِ، اِتَّقُوا  اللهَ تَعَالَى وَأَطِيْعُوْهُ ، وَقَدْ قَالَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: أَعُـوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْـمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم: يَآ أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

 ثُمَّ اعْلَمُوْا رَحِمَنِى اللهُ وَإِيّاكُمْ أَنَّنَا الآنَ فِى مُؤَخَّرَةِ شَهْرٍ عَظِيْمٍ  وَمُقَدِّمَةِ  شَهْرٍعَظِيْمٍ عِنْدَ  اسْتِقْبَالِ شَهْرٍ أعْظَم.

 

Ma’asyiral Muslimiin, rahimakumullah...

Pada kesempatan mulia ini marilah kita bersama-sama lebih memantapkan hati kita untuk senantiasa bertakwa kepada Allah subhanahu wata'ala dengan menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Marilah kita bisa menjadi pribadi-pribadi yang kuat dan teguh dalam pendirian serta mampu mengendalikan diri dalam berbagai masalah kehidupan yang kita hadapi.

Dengan ketakwaan, seseorang akan senantiasa merasakan kehadiran Allah pada setiap masa dan di manapun ia berada. Bukan saja ketika berada di masjid atau mushalla, tapi juga disawah, di pasar, atau di tempat ia bekerja. Saat gembira atau duka, benci atau cinta, ketika berbicara atau berbisik tanpa suara, ketika bergerak atau diam, ketika berdiri, duduk, atau berbaring, dalam keramaian atau sendirian, saat damai dan tenteram, pula saat-saat kritis dan bahaya yang mencekam. 

Dan apabila takwa telah bersemanyam di dada, maka akan lahir pribadi yang utuh, menyatu jiwa dengan raganya, menyatu bisikan hati dengan ucapannya, menyatu kata dan perbuatannya, juga menyatu langkah dan tujuannya. Ia akan menemukannya teguh dalam keyakinan, teguh tapi bijaksana, senantiasa bersih dan menarik walau miskin, selalu hemat dan sederhana walau kaya, murah hati dan murah tangan, tidak menghina dan tidak mengejek, tidak menghabiskan waktu dalam permainan, tidak menuntut yang bukan haknya, dan tidak menahan hak orang lain.

Ucapannya melipur lara dan membawa manfaat, diamnya pertanda tafakkur, dan pandangannya alamat i’tibar. Bila beruntung ia bersyukur, bila diuji ia bersabar, bila bersalah ia istighfar, kalau ditegur ia menyesal, dan kalau dimaki ia menjawab seraya berucap : “Bila makian Anda benar, maka semoga Allah mengampuniku dan bila keliru, maka kumohon Tuhan mengampunimu”.

Demikian menyatu seluruh tuntunan kebaikan dalam dirinya, lahir dan batin. Sehingga, pada akhirnya “tatkala diam ia dengan Allah, tatkala berbicara ia demi Allah, tatkala bergerak ia atas perintah Allah, tatkala terlena ia bersama Allah. Sungguh, ia selalu dengan, demi, dan bersama Allah.”

Jika seseorang telah benar bertakwa, maka kemanapun langkah diayunkan dan ke manapun angin membawa biduk, betapapun besar ombak dan gelombang, kendati pantai hanya sayup-sayup terlihat, namun semua itu bukan masalah besar sebab takwa telah bersemai di dalam hati sanubarinya.

Baginya, Allah adalah pangkalan tempat ia bertolak serta pelabuhan tempat ia bersauh.

Itulah makna pesan dari firman Allah:

 اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

(Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; Janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam (QS. Âli ‘Imrân [3]: 102).

Saudaraku Kaum Muslimin  yang berbahagia

Wednesday, July 29, 2020

Khutbah Idul Adha 1441/2020 Bahasa Jawa: Wurung Haji, Qurban Lan Pandemi Covid-19


اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهْ

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ  * اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ *اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ   * اللهُ أَكْبَرُكَبِيْرًا *  وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا *  وَسُبْحَانَ اللهُ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً  *  لآ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ اِلدّيْنُ وَلَوْ كَرِهَ اْلكَافِرُوْنَ *  لآ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحَزَابَ وَحْدَهُ * لآ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ * اللهُ أَكْبَرُ وِللهِ الْحَمْدُ * الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ جَعَلَ اْلأَعْيَادَ مُوْسِمَ اْلخَيْرَاتِ *  أَشْهَدُ أَنْ لآ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ رَبُّ الأَرَضِيْنَ وَالسَّمَاوَاتِ * وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إِلىَ دِيْنِهِ بِأَوْضَحِ اْلبَيِّنَاتِ  *  اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِ الْكَائِنَاتِ * سَيّدِناَ محُمَّدِ النَّبِيِّ اْلأُمِّيَّ  وَعَلَى آلِهِ   وَأَصْحَابِه ِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ  إِلىَ آخِرِ الدُّهُوْرِ  وَالسَّنَوَاتِ * أَماَّ بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللهِ *أُوْصِيْكُمْ وَاِياَّيَ بِتَقْوَاللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ* وَاعْلَمُوْا أَنْ يَوْمَكُمْ هَذَا يِوْمَ الْعِيْدِ اْلأَكْبَرِ

Jamaah shalat Idul Adha, Rahimakumullah.

Mangga kita samiya tansah  netepi taqwa dateng Allah, kanti taqwa ingkang sakestu sarana nindakaken sedaya perintah lan dawuh dawuhipun, saha nilar lan nebihi sedaya cegah lan awisanipun, wonten ing swasana kados menapa kemawon, kapan mawon, lan wonten ing pundi kemawon,  nuju suka utawi berduka, kawontenan sulit utawi gampil, ing kawontenan sepen utawi rame, tansah netepana taqwa lan thaat dateng Allah supados kita tansah pikantuk rahmat lan kanugerahan, kebahagyaan gesang  saking ngarsa Dalem Allah Ta’ala. Langkung langkung wonten ing mangsa pagesangan ingkang sangsoyo angel punika, kanti taqwallah Insya Allah kita bade manggehaken margi gampil saking kawontenan angel menika,  Gusti Allah sampun  dawuh :
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا
“Sing sapa wonge taqwa marang Allah, Mangka Allah bakal ndadekake perkarane wong kuwi dadi gampang ” (QS. At Thalaq : 4).

Hadirin hadâkumullâh,

Wonten ing sak lebetipun wulan Dzul Hijjah meniko, kathah kedadosan peristiwa penting. Antawisipun prastawo nabi Ibrahim AS dipun perintah supados nyembelih putronipun Nabi Ismail AS, pembangunan Ka’bah dening Nabi Ibrahim lan Islamil alihima salam, ibadah haji, shalat ied lan ibadah Kurban.

Tahun meniko, ibadah haji lan ibadah qurban kedah dipun laksanaaken wonten ing swasono pandemi Covid-19 ingkang ngantos sak mangke dereng lerem. Ananging kito kedah yakin bilih sedoyo wau mboten lepas saking ketentuanipun Allah subhanahu wata'ala, sahinggo minongko ummat Islam ampun ngantos semangat ibadah kito dados mlempem.

Kados ingkang kito mangertosi sedoyo, amargi pandemi Covid-19, Jamaah Haji Indonesia tahun 2020 mboten saget tindak wonten ing Tanah Suci. Pemerintah damel keputusan mbatalaken pemberangkatan haji mboten sanes nggadahi tujuan anjagi keselametan jiwo jamaah supados mboten ketularan virus Corona. Semanten ugi Pemerintah Arab Saudi kiyamak ugi mboten paring izin dumateng jamaah saking luar negeri nglampahi rukun Islam ingkang nomer gangsal meniko. Namung wargo Arab Saudi lan wargo Asing ingkang netep wonten ing Arab Saudi, ingkang dipun parengaken nindaaken ibadah Haji. Ngoten mawon kanti wates wilangan soho protokol ingkang ketat sanget.  

Kagem calon jamaah haji tahun 2020, temtu awrat sanget anggenipun nampi keputusan meniko. Sak sampune ngrantos antrian kuota haji ingkang mboten sekedap lan nglunasi ongkos naik haji (ONH) ingkang mboten sekedhik, nanging sareng giliran kantun berangkat, ndadak dipun wurungaken.

Friday, June 5, 2020

Khutbah Jumat Bulan Syawal Bahasa Jawa

Nglestareken Nilai-Nilai Ramadhan


الحمد لله المحمودِ في كل أوان، المعبودِ بحقٍّ في كل الزمان، الذي يَخْضَعُ لعَظَمَتِهِ الملائكةُ والإنسُ والجانُّ، اللهم صلي علي سيدنا محمّدِنِ المختار وعلي آله وأصحابه الأخيار، ومن تبعهم بإحسان الي يوم الدين مَا شَعَّتِ الأنوارُ ، وَمَا غَرَّدَتِ الأطْيار. أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ في مُحْكَمِ كِتَابِهِ: مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ خَيْرٌ مِنْهَا وَهُمْ مِنْ فَزَعٍ يَوْمَئِذٍ آمِنُونَ، وَمَنْ جَاءَ بِالسَّيِّئَةِ فَكُبَّتْ وُجُوهُهُمْ فِي النَّارِ هَلْ تُجْزَوْنَ إِلَّا مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (النمل: ٨٩-٩٠ )
Para sederek jama'ah Jum'ah rahimakumullah,
Minangka purwakaning atur keparenga kula ngajak dateng awak kula kiyambak lan panjenengan sedaya, mangga sami kita tingkataken taqwa kita dumateng Allah, kanti ngestokaken dawuh dawuhipun , lan nebihi sedaya awisanipun. Inggih namung kanti taqwa dumateng Allah punika kita bade kaparingan rahmat lan kawilujengan  gesang  saking ngarsa Dalem Allah Ta’ala, wiwit gesang ing alam dunya punika ngantos mbenjang dumugining akherat, Amiin. 
الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ * لَهُمُ الْبُشْرَى فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ لا تَبْدِيلَ لِكَلِمَاتِ اللَّهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
Wong wong kang pada iman lan pada taqwa, tumrap wong wong mahu kabungahan ing ndalem panguripan dunya lan akhirat, ora ana owah owahan kanggo janjine Allah, Kang mengkono mau minangka kabegjan kang agung”  *QS.Yunus : 63-64).
Hadirin ingkang dipun rahmati Allah,
Sederingpun Ramadhan, kito sedoyo ngarep-arep datengipun kanti ati ingkang bronto. Sak meniko sesampunipun Ramadhan nilar kito sedoyo, monggo kito muhasabah utawi ngenget-enget maleh menopo mawon ingkang sampun kito lampahi sak lebeting wulan mulyo meniko. Menawi kita sampun nglampahi kesaenan monggo kito jagi lan kito tingkaten amalan sae meniko. Menawi kito kagolong tiyang ingkang lirwo, monggo kito enggal-enggal taubat kanti taubatan nasuha.
Sianoso wulan Ramadhan ingkang kebak ampunan lan rahmat soho ganjaran ingkang dipun tikel-tikelaken sampun kliwat, ananging wekdal kangge ngibadah lan ngamal sae mboten badhe lingsir ngantos malaikat Izroil mapak kito medal saking ngalam ndunyo meniko.    
Ngibadah siyam lan qiyam, sedekah lan sanesipun tetep dipun printahaken wonten ing sak njawinipun Ramadhan. Agami Islam maringi kesempatan dumateng kito nerasakan lan nglestantunakan ngibadah siyam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam paring dawuh dumateng kito supados sami siyam sunnah nem dinten ing wulan Syawal.
 مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)
“Sopo wonge kang poso Ramadhan, nuli ngetut mbureni kelawan poso nem dino ing wulan syawal, mongko wong mau koyo poso sajerone setahun” (HR Muslim).  
Sanesipun poso syawal, taksih wonten poso sunnah Senin-Kamis, poso tigang dinten (al-ayyam al-bidh utawi poso padang mbulan) inggih meniko tanggal 13, 14 lan 15 tiap wulan, poso sunnah tarwiyah-arafah, poso wulan rejeb lan sanes sanesipun.