"Parmin & Atun: Ngaji Kitab Arbain Nawawi" tidak hanya mendapat perhatian dari novelis atau sastrawan, tetapi juga diapresiasi oleh para kiyai pesantren. Sebuah novel unik yang menyandingkan keindahan sastra Jawa dengan nilai-nilai keislaman melalui penelaahan kitab klasik Hadits Arbain Nawawi. Berikut adalah pandangan dari para kiyai dan sastrawan tentang keistimewaan novel ini:
Monday, November 25, 2024
"Testimoni Para Tokoh tentang 'Parmin & Atun: Ngaji Kitab Arbain Nawawi'"
Sinopsis Dan Garis Besar Isi Novel "Parmin & Atun: Ngaji Kitab Arbain Nawawi"
"PARMIN & ATUN: Romansa dan Hikmah Hadits Arbain Nawawi"
Sinopsis
Novel berbahasa Jawa ini mengisahkan kehidupan sehari-hari pasangan suami istri Ja’far Amin dan Solihatun, yang akrab disapa Parmin dan Atun. Sebelum menikah, keduanya adalah santri di pesantren yang sama di kawasan pesisir utara Pulau Jawa atau Pantura.
Meski saling menyukai sejak di pesantren, hubungan mereka sempat terputus sebab Atun dinikahkan oleh orang tuanya dengan orang lain. Namun, takdir mempertemukan mereka kembali hingga akhirnya menikah.
Dalam keseharian, Parmin selalu berusaha mengamalkan pesan para kyai dan guru-gurunya dengan “mulang” atau mengajarkan ilmu kepada istrinya. Salah satu yang menjadi fokus cerita ini adalah ketika Parmin mengajarkan kitab Hadits Arbain Nawawi di tengah suasana kemesraan mereka sebagai pasangan suami istri.
Garis Besar Isi Novel
Makna Kitab Hadits Arbain Nawawi dalam Balutan Cerita
Buku ini menggabungkan makna dan hikmah dari Hadits Arbain Nawawi yang disampaikan melalui rangkaian cerita fiksi yang mengalir.
Dialog Mesra dan Romantis Antara Parmin dan Atun
Hubungan Parmin dan Atun digambarkan dengan dialog yang penuh cinta, seperti:
Bab 32:
“Semanten ugi ulihe njenengan nandur welas lan katresnan marang kawula. Insya Allah mboten badhe muspra. Lamuna segara asat, prau katresnan kita tetep badhe lelayaran, mlampah wonten ing samudra kekangenan.”
Bab 49:
“Aku nemu ing awakmu perkara kang ora tinemu akal. Perkara kang aku rumangsa padhanane mokal. Perkara mau mlebu ana jero atiku alus kaya mlakune cikar ing dalan aspal tanpa nggronjal. Mula tresnaku ora bisa nimbal. Bebasan pit karo pedal, aku selawase saka awakmu ora bisa uwal.”
Kata-Kata Bijak yang Sarat Hikmah
Novel ini diperkaya dengan nasihat dan pemikiran yang inspiratif.
Bab 16:
“Wektu terus lumaku tanpa gelem nunggu. Bebasan gegaman, wektu kaya pedang kang duweni mata loro. Sapa sing trangkas migunakake kanthi bagus, wektu bisa dadi kaya emas. Kosok walike, sapa wae bakal kegiles lamun ora bisa ngolah wektu kanthi trengginas.”
Bab 45:
“Ora bener kepencut dadi luwih apik tinimbang wong liya. Sing bener, tansah ngupaya supaya dadi luwih apik tinimbang awake dhewe ing dina kang wis lunga.”
Bab 33:
“...kabagyan kuwi ora mung amarga kekarepan kang keturutan, ananging luwih amarga mareme ati nerima kahanan.”
Cerita dalam Cerita (Cerita Bingkai)
Novel ini mengandung banyak kisah inspiratif yang menyampaikan hikmah melalui narasi tertanam.
Bab 1:
Kisah tentang seseorang di akhirat yang mendapatkan pahala haji, jihad, sedekah, dan amal lain, meski di dunia tidak mampu melakukannya. Hal ini terjadi karena niat tulus dan ikhlasnya sehingga Allah memberinya pahala.
Bab 30:
Kisah Imam Ahmad bin Hanbal yang tetap memperlakukan tetangganya dengan baik meskipun selalu diperlakukan buruk.
Makna Kitab Hadits Arbain Nawawi dalam Balutan Cerita
Buku ini menggabungkan makna dan hikmah dari Hadits Arbain Nawawi yang disampaikan melalui rangkaian cerita fiksi yang mengalir.
Dialog Mesra dan Romantis Antara Parmin dan Atun
Hubungan Parmin dan Atun digambarkan dengan dialog yang penuh cinta, seperti:
Bab 32:
“Semanten ugi ulihe njenengan nandur welas lan katresnan marang kawula. Insya Allah mboten badhe muspra. Lamuna segara asat, prau katresnan kita tetep badhe lelayaran, mlampah wonten ing samudra kekangenan.”
Bab 49:
“Aku nemu ing awakmu perkara kang ora tinemu akal. Perkara kang aku rumangsa padhanane mokal. Perkara mau mlebu ana jero atiku alus kaya mlakune cikar ing dalan aspal tanpa nggronjal. Mula tresnaku ora bisa nimbal. Bebasan pit karo pedal, aku selawase saka awakmu ora bisa uwal.”
Kata-Kata Bijak yang Sarat Hikmah
Novel ini diperkaya dengan nasihat dan pemikiran yang inspiratif.
Bab 16:
“Wektu terus lumaku tanpa gelem nunggu. Bebasan gegaman, wektu kaya pedang kang duweni mata loro. Sapa sing trangkas migunakake kanthi bagus, wektu bisa dadi kaya emas. Kosok walike, sapa wae bakal kegiles lamun ora bisa ngolah wektu kanthi trengginas.”
Bab 45:
“Ora bener kepencut dadi luwih apik tinimbang wong liya. Sing bener, tansah ngupaya supaya dadi luwih apik tinimbang awake dhewe ing dina kang wis lunga.”
Cerita dalam Cerita (Cerita Bingkai)
Novel ini mengandung banyak kisah inspiratif yang menyampaikan hikmah melalui narasi tertanam.
Bab 1:
Kisah tentang seseorang di akhirat yang mendapatkan pahala haji, jihad, sedekah, dan amal lain, meski di dunia tidak mampu melakukannya. Hal ini terjadi karena niat tulus dan ikhlasnya sehingga Allah memberinya pahala.
Bab 30:
Kisah Imam Ahmad bin Hanbal yang tetap memperlakukan tetangganya dengan baik meskipun selalu diperlakukan buruk.
Tuesday, February 6, 2024
Those Who Dream Of Success
Those who seek the moon, never hide from the night.
Those who desire pearls, never fear the wet.
Those who strive for victory, never flee from the fight.
Those who dream of success, never avoid the toil and sweat.
For happiness comes after patience and trust
With perseverance, we conquer seas that are vast.
In every challenge, an opportunity we must adjust,
And through struggle and faith, our dreams will be amassed.
So let us embrace the journey, both rough and steep,
With unwavering faith, our dreams we shall keep.
Like stars shining bright, our goals we shall reap,
For in perseverance and reliance, our joy runs deep.
Vocabularries | ||
seek = mencari | flee = melarikan diri | amassed = dikumpulkan |
hide = bersembunyi | avoid = menghindari | embrace = merangkul |
pearl = mutiara | toil = bekerja keras | rough = berat |
desire = ingin | sweat = keringat | steep = curam |
wet = basah | perseverance = kegigihan | unwavering = kokoh |
strive = berjuang | conquer = menaklukkan | reap = menuai |
victory = kemenangan | adjust = menyesuaikan | reliance = kepercayaan |
Friday, February 3, 2023
BAYANG-BAYANG ILUSI
BAYANG-BAYANG ILUSI
Oleh : Miwa 3 Tsanawiyah A
Semua dimulai dari seorang pemuda
tampan penuh kejujuran, bernama Kozen -atau demikianlah teman-teman
memanggilnya- yang sedang berkutat dengan lembaran-lembaran berisi penuh
coretan tinta, mengais ilmu diiringi bisikan lembut angin sehingga membuat
suasana sangat syahdu. Di bawah pohon
rindang ia bersandar ditemani seekor kucing oyyen
kesayangannya yang bernama Shinji. Bunga-bunga yang bermekaran demi menerima
kerlingan hangat sang pujaan hati matahari perkasa menari-nari terkena goyangan
ekor Shinji. Di tengah kesibukan Kozen, sesekali ia menggelitik perut berbulu
anak berkaki empatnya itu. Shinji yang “mendengkur” keras mengasah kuku di
batang-batang pohon sambil bergulingan, melompat, berputar kemudian
menggesek-gesekkan pipinya ke kaki Kozen.
Tanpa
terduga sama sekali, tiba-tiba saja seekor kucing putih odd eyes melenggok di depan mereka, menjatuhkan kalung yang
dipakainya. Kozen si paling jujur yang melihat kejadian itu segera memungut benda
tersebut lalu berniat memasangkannya kembali ke si pemilik sebenarnya.
Sebenarnya ia bisa saja berpura-pura
tidak melihatnya atau membiarkan kalung itu disana. Tapi tidak! Di samping
Kozen pribadi yang jujur, kalung itu bukanlah kalung biasa tetapi berwarna emas
dengan kilauan perak dan berbandul batu ruby merah menyala.
“Orang sinting mana yang memakaikan
kalung seindah ini ke kucing peliharaanya?”, batin Kozen.
Saat
si kucing mau dipegang, dia langsung menghambur pergi seperti ketakutan seakan
melihat hantu bertaring panjang mau menerkam. Tanpa perintah, Kozen langsung
mengejar.
“Hei tunggu!”, teriak Shinji.
“Kau lambat! Kejar aku jika kau
bisa”, jawab Kozen dengan napas tersengal.
“Gendong aku”
“Tidak, kau berat!”
“Astaganaga….”, jerit Shinji mencak-mencak.
Thursday, March 11, 2021
Khutbah Jum'at "Keutamaan Bulan Sya'ban"
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
( أمّا بَعْدُ ) فَيَا عِبَادَ اللهِ، اِتَّقُوا
اللهَ تَعَالَى وَأَطِيْعُوْهُ ، وَقَدْ
قَالَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: أَعُـوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ
الرَّجِيْمِ، بِسْـمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم: يَآ أَيُّهَا الَّذِيْنَ
آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ
مُسْلِمُوْنَ.
ثُمَّ اعْلَمُوْا رَحِمَنِى اللهُ وَإِيّاكُمْ أَنَّنَا
الآنَ فِى مُؤَخَّرَةِ شَهْرٍ عَظِيْمٍ وَمُقَدِّمَةِ
شَهْرٍعَظِيْمٍ عِنْدَ اسْتِقْبَالِ شَهْرٍ أعْظَم.
Ma’asyiral Muslimiin, rahimakumullah...
Pada kesempatan mulia ini marilah kita bersama-sama lebih memantapkan hati kita untuk senantiasa bertakwa kepada Allah subhanahu wata'ala dengan menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Marilah kita bisa menjadi pribadi-pribadi yang kuat dan teguh dalam pendirian serta mampu mengendalikan diri dalam berbagai masalah kehidupan yang kita hadapi.
Dengan ketakwaan, seseorang akan senantiasa merasakan kehadiran Allah pada setiap masa dan di manapun ia berada. Bukan saja ketika berada di masjid atau mushalla, tapi juga disawah, di pasar, atau di tempat ia bekerja. Saat gembira atau duka, benci atau cinta, ketika berbicara atau berbisik tanpa suara, ketika bergerak atau diam, ketika berdiri, duduk, atau berbaring, dalam keramaian atau sendirian, saat damai dan tenteram, pula saat-saat kritis dan bahaya yang mencekam.
Dan apabila takwa telah bersemanyam di dada, maka akan lahir pribadi yang utuh, menyatu jiwa dengan raganya, menyatu bisikan hati dengan ucapannya, menyatu kata dan perbuatannya, juga menyatu langkah dan tujuannya. Ia akan menemukannya teguh dalam keyakinan, teguh tapi bijaksana, senantiasa bersih dan menarik walau miskin, selalu hemat dan sederhana walau kaya, murah hati dan murah tangan, tidak menghina dan tidak mengejek, tidak menghabiskan waktu dalam permainan, tidak menuntut yang bukan haknya, dan tidak menahan hak orang lain.
Ucapannya melipur lara dan membawa manfaat, diamnya pertanda tafakkur, dan pandangannya alamat i’tibar. Bila beruntung ia bersyukur, bila diuji ia bersabar, bila bersalah ia istighfar, kalau ditegur ia menyesal, dan kalau dimaki ia menjawab seraya berucap : “Bila makian Anda benar, maka semoga Allah mengampuniku dan bila keliru, maka kumohon Tuhan mengampunimu”.
Demikian menyatu seluruh tuntunan kebaikan dalam dirinya, lahir dan batin. Sehingga, pada akhirnya “tatkala diam ia dengan Allah, tatkala berbicara ia demi Allah, tatkala bergerak ia atas perintah Allah, tatkala terlena ia bersama Allah. Sungguh, ia selalu dengan, demi, dan bersama Allah.”
Jika seseorang telah benar bertakwa, maka kemanapun langkah diayunkan dan ke manapun angin membawa biduk,
betapapun besar ombak dan gelombang, kendati pantai hanya sayup-sayup terlihat,
namun semua itu bukan masalah besar
sebab takwa
telah bersemai di dalam hati sanubarinya.
Baginya, Allah adalah pangkalan tempat ia bertolak serta pelabuhan tempat ia bersauh.
Itulah makna pesan dari firman Allah:
اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا
تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
(Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; Janganlah
sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam (QS. Âli ‘Imrân
[3]: 102).
Saudaraku Kaum Muslimin yang berbahagia
Wednesday, July 29, 2020
Khutbah Idul Adha 1441/2020 Bahasa Jawa: Wurung Haji, Qurban Lan Pandemi Covid-19
Jamaah shalat Idul Adha, Rahimakumullah.
Mangga kita samiya tansah netepi taqwa dateng Allah, kanti taqwa ingkang sakestu sarana nindakaken sedaya perintah lan dawuh dawuhipun, saha nilar lan nebihi sedaya cegah lan awisanipun, wonten ing swasana kados menapa kemawon, kapan mawon, lan wonten ing pundi kemawon, nuju suka utawi berduka, kawontenan sulit utawi gampil, ing kawontenan sepen utawi rame, tansah netepana taqwa lan thaat dateng Allah supados kita tansah pikantuk rahmat lan kanugerahan, kebahagyaan gesang saking ngarsa Dalem Allah Ta’ala. Langkung langkung wonten ing mangsa pagesangan ingkang sangsoyo angel punika, kanti taqwallah Insya Allah kita bade manggehaken margi gampil saking kawontenan angel menika, Gusti Allah sampun dawuh :
Hadirin hadâkumullâh,
Wonten ing sak lebetipun wulan Dzul Hijjah meniko, kathah kedadosan peristiwa penting. Antawisipun prastawo nabi Ibrahim AS dipun perintah supados nyembelih putronipun Nabi Ismail AS, pembangunan Ka’bah dening Nabi Ibrahim lan Islamil alihima salam, ibadah haji, shalat ied lan ibadah Kurban.