Seringkali kita berdoa dengan rajin meminta sesuatu, tetapi sesuatu itu tak kunjung juga kita dapatkan.
"Kenapa?",
"Lho..... emang kita punya hak mendikte Tuhan apa?",
"Lalu untuk apa kita disuruh berdo'a?"
"Bukannya kamu berdo'a pada Tuhan karena percaya padaNya kalau Ia bisa membantu?"
"Benar!"
"Nah itulah tujuan sebenarnya dari do'a..... Do'a yang melahirkan tauhid!"
"Jadi berdo'a adalah melakukan perintah untuk mendekatkan diri dengan
Tuhan. Atau dengan kata lain; berdoa adalah ibadah. Adapun dikabulkan
atau tidak, ya.... urusan lain."
"Ya begitulah. Iman ada di hati,
bukan di otak. Iman gak usah dilogikakan. Dalam kita hidup, kita disuruh
bekerja dan berusaha sekuat tenaga... KERJAKAN!. Jangan lupa dibarengi
dengan do'a, LAKUKAN! Hasil akhirnya.....? PASRAHKAN!" gitu aja kok
repot....
Wallahu A'lam.
Saturday, November 14, 2015
Sudah Benarkah Kita Berdoa?
Seringkali seseorang berdoa tidak sepenuhnya meminta Allah dengan
keyakinan bahwa Allah mampu berbuat segalanya. tetapi karena sebab yang
lain. Contoh, anda berdo'a agar mampu membeli mobil baru. Jika saat
berdo'a anda tak punya uang sedikitpun, anda tidak yakin do'a anda bisa
terkabul karena anda tidak punya sebab (modal uang) untuk merealisasikan
keinginan anda. itu artunya anda meragukan kemampuan Allah. Berbeda
ketika anda sudah punya tabungan 50 juta, anda akan lebih yakin do'a
anda akan terkabul karena anda punya sebab (modal). Intinya keyakinan
anda tergantung dengan sebab dan bukan bergantung pada kemampuan Allah.
Hidup adalah Usaha
Ketika Sayyidah Hajar ditinggal bersama bayinya di tanah tandus, tanpa
makanan dan tanpa air ia bertanya pada suaminya: "Kepada siapa engkau
pasrahkan hidup kami? Apakah Allah telah memerintahkan engkau demikian?
Nabi Ibrahim menjawab: "Ya'.
"Jika demikian Allah tidak akan membiarkan kami"
Sepeninggal Nabi Ibrahim, Ismail kecil menangis karena kehausan. Hajar tidak tinggal diam walau dia tahu Allah akan memberi apapun yang ia perlukan. Dia berusaha mencari air dengan berlari antara Sofa dan Marwa hingga 7 kali mengejar fatamorgana yang ia sangka air. Keletihan, iapun berhenti dan kembali ke anaknya yang dari tumitnya ternyata mengalir sumber mata air yang tetap mengalir hingga sekarang. Intinya, manusia mendapat uang, makanan atau apapun harta benda, bukan karena usahanya. Tapi karena pemberian Allah. Disisi lain, bekerja keras dengan maksimal adalah tugas yang harus dijalankan manusia. Jadi : tidak usahlah terlalu "ngoyo" dalam bekerja. Tapi bukan berarti tidak maksimal lho... Sebab menjalankan tugas harus naksimal.
"Jika demikian Allah tidak akan membiarkan kami"
Sepeninggal Nabi Ibrahim, Ismail kecil menangis karena kehausan. Hajar tidak tinggal diam walau dia tahu Allah akan memberi apapun yang ia perlukan. Dia berusaha mencari air dengan berlari antara Sofa dan Marwa hingga 7 kali mengejar fatamorgana yang ia sangka air. Keletihan, iapun berhenti dan kembali ke anaknya yang dari tumitnya ternyata mengalir sumber mata air yang tetap mengalir hingga sekarang. Intinya, manusia mendapat uang, makanan atau apapun harta benda, bukan karena usahanya. Tapi karena pemberian Allah. Disisi lain, bekerja keras dengan maksimal adalah tugas yang harus dijalankan manusia. Jadi : tidak usahlah terlalu "ngoyo" dalam bekerja. Tapi bukan berarti tidak maksimal lho... Sebab menjalankan tugas harus naksimal.
ABU NAWAS ATAU ALBERT EINSTAIN, LEBIH CERDAS?
Jerman, musim panas 1921. Dalam sebuah perjalanan kereta api antara Köln - Frankfurt, seorang laki-laki yahudi duduk bersebelahan dengan seorang laki-laki Arab. Setelah berkenalan akhirnya diketahui lelaki yahudi itu bernama Albert Einstain dan orang Arab itu bernama Abu Nawas Jr. Ke-7. Untuk mengisi waktu selama perjalanan, Einstein menantang Abu main tebak2an. Mulanya Abu menolak karena dia sangat lelah dan mengantuk. Tetapi Einstain memaksa dengan iming2 jika Einstain tidak bisa menjawab pertanyaan Abu, Einstain akan membatar 100 DM (Deutsche Mark: mata uang jerman saat itu). Sebaliknya jika Abu yang tidak mampu menjawab pertanyaan yang diajukan Einstein maka Abu hanya membayar 2 DM. Akhirnya Abu bersedia diajak main tebak2an. Yang mendapat giliran pertama bertanya adalah Einstein. "Tolong jelaskan rumus E = mc2" Abu segera merogoh koceknya dan menyerahkan 2 DM. "Aku tidak tahu". Einstein tersenyum sangat lebar. Giliran Abu yang mengajukan pertanyaan sekarang. "Hewan apa yang jika naik kakinya 4 dan jika turun kakinya 3?" Einstein berpikir sangat keras namun dia tak tahu jawabannya. Penasaran, ia membongkar tasnya yang penuh dengan buku tapi tidak juga menemukan jawaban. Sementara Abu lelap dalam tidurnya, Einstain berjalan ke seluruh gerbong kereta dan menanyai semua penumpang tentang pertanyaan Abu tersebut. Pun demikian tidak seorangpun ada yang bisa menjawab. Akhirnya dia menyerah dan membayar Abu 100 DM. Namun Einstein tidak bisa menghilangkan rasa penasarannya. Dengan malu tertahan ia mengajukan pertanyaan yang sama pada Abu. "Hewan apa yang jika naik kakinya 4 dan jika turun kakinya 3?" Dengan malas Abu merogoh koceknya lagi dan menyerahkan 2 DM pada Einstein seraya berkata "Aku juga tidak tahu"
Ayah
Dia adalah pemilik sepatu yang dulu engkau mencoba memakainya dan ternyata kaki kecilmu terlalu longgar di dalamnya. Saat itu engkau merasa betapa agungnya dia.
Engkau memakai kacamatanya dan merasakan seakan engkau gagah seperti dia.
Ketika mengenakan bajunya dan engkau tenggelam didalamnya, engkau merasa hebat seperti dia.
Kau ambil kunci kendaraannya lalu naik diatasnya dan merasa engkau adalah dia.
Secara diam-diam engkau mengambil handphone ibumu lalu menelpon dia ditengah-tengah kesibukan kerjanya hanya untuk memintanya membawakan cokelat ketika pulang nanti tanpa mempedulikan bagaimana perasaan dia yang sedang menghadapi rekan-rekan kerjanya atau atasannya yang merasa terganggu ketika dia menjawab telfonmu dengan lembut dan mendengar permintaan yang tidak penting. Dia bilang "akan aku bawakan coikelat dengan syarat kamu tidak nakal sama ibu dan saudara-saudaramul".
Ketika pulang dengan segala kepenatan, dia lupa membawakan cokelat untukmu, lalu dengan mengabaikan keinginan untuk beristirahat, dia pergi keluar membawamu membelikan permintaanmu dengan senang hati.
Hari ini ...
Engkau tidak lagi melirik sepatu atau bajunya yang menurutmu sangat ketinggalan mode meskipun dulu engkau sangat membanggakannya di depan teman-temanmu.
Mengobrol dengannya tidak lagi menyenangkan walaupun dulu itu kesempatan yang selalu engkau tunggu.
Berduaan dengannya membuat kamu merasa malu jika teman-temanmu melihatnya.
Ketika kamu terlambat pulang telefon darinya yang menghawatirkanmu, engkau anggap mengganggu dan tak akan engkau jawab jika ia menelpon lagi.
Engkau menjawab dengan keras tegurannya atas sikapmu yang menutnya tidak layak tetapi dia akan diam saja. Dia mampu menerima perlakuan burukmu padanya karena ia tak pernah berhenti menyayangimu.
Dulu dia menggendongmu diatas pundaknya. Tetapi sekarang engkau jauh lebih kuat darinya tapi tak kau ulurkan tanganmu untuk menuntunnya.
Dulu engkau sangat memujanya tetapi sekarang nasehatnya engkau anggap mencampuri urusanmu. Walau bagaimanapun ia kau anggap pengganggu, ia tetaplah orang tuamu.
Dialah yang telah menunggu selama 9 bulan dengan harap-harap cemas dan dengan penuh kegembiraan menyambut kehadiranmu di dunia ini.
Dialah yang telah menghabiskan malam-malamnya memikirkan masa depanmu.
Dialah yang mengorbankan segala yang dimilikinya dan kesehatannya demi kenyamanan hidupmu.
Tidak seorangpun sama dengan ayahnya. Tetapi ayah adalah lelaki yang akan selalu memberikan cinta dan kasih sayangnya kepada anaknya.
Ya Allah ampunilah dosa-dosa kami dan dosa-dosa orang tua kami. Sayangilah mereka seperti mereka menyayangi kami ketika kami kecil. Amin!
Thursday, May 29, 2014
Taqdir Tuhan Di Kelas Bahasa Inggris
Sesuai dengan teori mengajar, sebagaimana Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran yang benar, setiap kali merampungkan pembahasan sebuah
topik dari bahan ajar, Pak Salman selalu memberi latihan untuk mengetahui seberapa
besar yang mampu diserap oleh murid setelah belajar dan jika perlu sejauh mana
mereka harus mengejar.
Pak Salman mempersilakan murid-murid secara berpasangan bergantian maju ke depan kelas untuk mempraktekkan percakapan
pendek yang berkaitan dengan tema pagi itu yaitu “menanyakan dan menyampaikan
pendapat”.
Pada awalnya semua berjalan wajar.
Namun ketika giliran Mansur murid laki-laki yang duduk di bangku baris ketiga
dari depan kedua dari kiri, tanpa diduga anak tersebut menolak untuk maju.
“Maaf pak, saya tidak bisa”, katanya pendek.
“Tidak apa-apa kalau memang belum bisa, silahkan maju
ke depan, nanti
kita bantu sama-sama” jawab Pak Salman
“Tapi saya betul-betul tidak bisa, Pak. Takdir saya
memang demikian”.
Pak Salman mengerutkan keningnya. Dalam hati ia
berkata “Ada yang tak beres dengan anak ini”. Tapi sebagai seorang pendidik,
pak Salman harus tenang dan tidak terbawa suasana ketika
menghadapi situasi semacam ini.
Friday, May 16, 2014
Iblis Cantik Bernama Valentine La Douce
"Ne fais pas ça, Mademoiselle ...!"
"Mas bilang apa?"
"Je ne peux pas!"
"Mas......?!"
"Mademoiselle Valentine...... S’il vous plaît .... Laissez-moi aller!"
"Mas Salman.....! Bangun... bangun...!" Atun menggoyang pundak suaminya yang mengigau dalam bahasa yang ia tidak mengerti.
Perlahan-lahan Salman terjaga. Sejenak ia memandang wajah cantik istrinya dalam temaram cahaya lampu tidur, lalu tersenyum sambil mengusap jari-jari lembut yang masih menempel di pundak kanannya. Tanpa berkata-kata ia merengkuh istrinya dan membenamkan dalam pelukannya .
Sebenarnya ada banyak pertanyaan yang ingin Atun ajukan pada suaminya. Tetapi rasa nyaman luar biasa yang ia rasakan mengalahkan keingin tahuannya. Aroma wangi khas segera menyapa hidung Atun. Ini juga ingin ia tanyakan sejak lama. Selama ini ia menduga bau tubuh suaminya yang berbeda dari kebanyakan orang disebabkan oleh rasa sayang dan cinta. Ia mempercayai apa yang pernah ia dengar tentang perkataan Jalaluddin Al-Rumy bahwa cinta mampu merubah semua yang pahit menjadi manis. Demikian juga bau asam keringat bisa berubah menjadi wangi karenanya. Ia tidak pernah meragukan kekuatan cinta. Tetapi benarkah sebab itu indera peciumannya menjadi tidak berfungsi dengan semestinya?
"Mas bilang apa?"
"Je ne peux pas!"
"Mas......?!"
"Mademoiselle Valentine...... S’il vous plaît .... Laissez-moi aller!"
"Mas Salman.....! Bangun... bangun...!" Atun menggoyang pundak suaminya yang mengigau dalam bahasa yang ia tidak mengerti.
Perlahan-lahan Salman terjaga. Sejenak ia memandang wajah cantik istrinya dalam temaram cahaya lampu tidur, lalu tersenyum sambil mengusap jari-jari lembut yang masih menempel di pundak kanannya. Tanpa berkata-kata ia merengkuh istrinya dan membenamkan dalam pelukannya .
Sebenarnya ada banyak pertanyaan yang ingin Atun ajukan pada suaminya. Tetapi rasa nyaman luar biasa yang ia rasakan mengalahkan keingin tahuannya. Aroma wangi khas segera menyapa hidung Atun. Ini juga ingin ia tanyakan sejak lama. Selama ini ia menduga bau tubuh suaminya yang berbeda dari kebanyakan orang disebabkan oleh rasa sayang dan cinta. Ia mempercayai apa yang pernah ia dengar tentang perkataan Jalaluddin Al-Rumy bahwa cinta mampu merubah semua yang pahit menjadi manis. Demikian juga bau asam keringat bisa berubah menjadi wangi karenanya. Ia tidak pernah meragukan kekuatan cinta. Tetapi benarkah sebab itu indera peciumannya menjadi tidak berfungsi dengan semestinya?
***
Subscribe to:
Posts (Atom)